Cuma bermodal sebotol miras berani nonton Metallica

Written By Unknown on Sabtu, 24 Agustus 2013 | 11.25

MERDEKA.COM. Kerusuhan saat konser Metallica di Jakarta pada 1993 menjadi sejarah hitam bagi pagelaran musik di Indonesia. Bagaimana tidak, sebuah laporan menyebutkan, kerusuhan dalam konser yang dihelat di Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan, 10-11 April 1993 itu mengakibatkan 58 mobil dibakar, 88 orang ditangkap dan 55 orang luka-luka.

Kerusuhan dibuat oleh ribuan calon penonton yang tidak memiliki tiket. Dihadang aparat karena tak bertiket, anak-anak metal yang kebanyakan gondrong, berkaos hitam dan berjins ketat itu mundur.

"Dipukuli, kita mundur ngumpet di sekolah di sekitar Lebak Bulus," kenang Budi Setiawan (42), kepada merdeka.com, Rabu lalu.

Budi, yang ketika itu berumur 20 tahun, mengaku tidak mempunyai uang untuk membeli tiket yang paling murah seharga Rp 30.000. "Saya cuma ngantongin Rp 5.000," katanya.

Dengan duit segitu, jadilah Budi bagian dari keonaran anak-anak metal di Lebak Bulus. Dia menceritakan, tak lama setelah mundur, massa lalu melempari petugas dengan batu dan botol.

"Kebetulan di situ ada warung tutup yang nyimpen botol kosong dalam krat di luar, kita lempar pakai botol itu," ujar dia.

Kerusuhan pun meledak. Mobil pemadam kebakaran kemudian menyemprot massa yang mulai mengganas. Sementara di dalam stadion, Metallica baru saja naik panggung setelah band pembuka, Rotor, beraksi.

Dipukul mundur dengan blambir, alih-alih melunak, massa malah makin mengganas. Mereka menimpuki aparat, melempar rumah dan membakar mobil.

Budi menyaksikan bagaimana mobil-mobil yang terparkir di stadion dibakar. Mobil yang melintas di sekitaran Lebak Bulus juga pengemudinya diturunkan, lalu tangkinya disundut api.

"Saya ingat betul, bahkan mobil Jimny yang dipajang di atas show room Suzuki juga dibakar," kenang Budi, yang sekarang berkerja di perusahaan media di Jakarta.

Budi mengakui keberanian massa saat itu tidak saja didorong oleh hasrat menonton band kesayangan, tetapi juga pengaruh minuman keras. Sebelum berangkat ke Lebak Bulus dari rumahnya di Tanah Abang, Jakarta Pusat, dia lebih dulu menenggak dua botol Mansion.

"Satu lagi botol gepeng saya kantongi di belakang," kata Budi sambil tertawa mengenang kenakalannya dulu.

Budi, yang masih menganggur sejak lulus SMA kala itu, mengatakan hampir semua anak-anak metal yang berbuat onar di bawah pengaruh alkohol. "Ya bisa dilihat dari matanyalah," ujar Budi kembali tertawa.

Alkohol bagi penggandrung musik heavy metal, khususnya Metallica, memang tak asing lagi. James Hetfield, sang vokalis sekaligus gitaris Metallica pernah direhabilitasi karena kecanduan alkohol. Hal ini digambarkan dalam film dokumenter 'Some Kind of Monster', yang khusus bercerita tentang Metallica.

Namun pada 2010, dalam wawancara dengan 'So What!', majalah resmi fans Metallica, Hetfield menyatakan dia telah "lahir kembali menjadi seorang straight edge." Straight Edge (X) adalah sebuah subkultur musik yang anti terhadap alkohol, rokok dan narkoba.

Besok Minggu (25/8) atau setelah dua puluh tahun berlalu, Hetfield dkk kembali akan menggebrak ke Jakarta. Bedanya, kali ini mereka datang tanpa alkohol, setidaknya untuk Hetfield.

Baca juga:

5 Konser rock paling menggemparkan Indonesia

Cerita Setiawan Djody disemprot Soeharto gara-gara Metallica

Kisah Jokowi muda nonton Metallica tahun 1993

Topik pilihan:

Pelantikan Ganjar Pranowo | Tes Keperawanan | Jokowi | Presiden SBY | Tips Sehat

Sumber: Merdeka.com

Anda sedang membaca artikel tentang

Cuma bermodal sebotol miras berani nonton Metallica

Dengan url

http://kriminalitasheboh.blogspot.com/2013/08/cuma-bermodal-sebotol-miras-berani.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Cuma bermodal sebotol miras berani nonton Metallica

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Cuma bermodal sebotol miras berani nonton Metallica

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger