Menengok bilik cinta murahan di pinggir rel Jatinegara

Written By Unknown on Minggu, 06 Oktober 2013 | 11.24

MERDEKA.COM. Setelah matahari terbenam dan langit mulai gelap, sepanjang Jalan Stasiun Kereta Api Jatinegara hingga seberang Rumah Tahanan (Rutan) Cipinang, Jakarta Timur, tiba-tiba menjadi pemandangan yang ramai dipadati para pekerja seks komersial (PSK).

Para kupu-kupu malam ini bermunculan dari gelapnya tembok pinggir rel dan berjejer sepanjang jalan. Wanita penghibur ini memiliki rentang usia berbeda, mulai dari wanita paruh baya, remaja. Ada juga waria di sana. Sesaat, penampilan keseluruhan PSK itu memang terlihat sangat menggiurkan birahi.

Penelusuran merdeka.com, Jumat (4/10), pemandangan tersebut tidak hanya ada di pinggiran Jalan Raya Bekasi Timur, Jatinegara, Jakarta Timur, saja. Namun di rel kereta yang terdiri dari dua jalur pun dipenuhi oleh pasangan-pasangan mesum yang sedang duduk di atas rel kereta, sambil bercengkrama terkadang ada juga yang bermesraan sambil berpelukan.

Santi (38), salah satu PSK mengaku memasang tarif sebesar RP 100.000 sampai dengan Rp 200.000 sekali kencan. Janda anak dua ini menjelaskan tempat untuk melampiaskan hawa nafsu para lelaki hidung belang tergantung dari negosiasi awal antara keduanya.

"Tarif segitu sudah harga pas, kalau yang banyak duit di bawa ke hotel, uang hotel pasti tamu kita yang bayar. Kalau mau irit main di tenda, tapi kena cas Rp 30 ribu buat uang tendanya," katanya sambil menunjuk sebuah tenda berukuran 1,5 X 1,5 meter yang ada di pinggir rel yang ditutupi oleh rumput setinggi dengkul ini.

Wanita yang sudah belasan tahun menjadi pemuas syahwat para lelaki hidung belang ini lebih banyak melayani para pelanggannya di balik tenda tersebut. Meski hanya beralaskan tikar dan koran, menurutnya, sensasi saat melakukan hubungan seks lebih cepat dari pada berada di dalam hotel.

"Kalau di tenda itu biasanya cepat aja mainya, makanya aku pasang tarif hanya 100 ribu. Lagian kalau lama-lama di tenda kan gak enak. Panas tahu," katanya sambil tertawa lepas.

Dalam sehari, Santi biasa melayani hingga empat orang pria dalam semalam. Dia pun tidak milih-milih pelanggan yang datang kepadanya, asalkan dibayar urusan langsung dituntaskan langsung di balik tenda itu.

"Biasanya sopir bajaj, kuli-kuli panggul, kadang juga ada anak baru gede yang pengen tahu rasanya 'gituan'. Kalau yang baru-baru kenal biasanya lebih ngajak di tenda aja," tandasnya.

Bahkan menurutnya, ada lelaki yang sudah menjadi pelanggan tetapnya yang rela bergantian untuk berkencan dengan dirinya, saat ia sedang melayani tamu lainnya di bilik tenda kecil tersebut.

"Pernah ada tamu yang ingin sekali berkencan dengan saya dan rela menunggu lama saat saya lagi kencan dengan tamu lain. Dia katanya hanya pengennya sama saya saja, kalau sama yang lain gak nafsu katanya," ucapnya sambi tersenyum.

Sumber: Merdeka.com

Anda sedang membaca artikel tentang

Menengok bilik cinta murahan di pinggir rel Jatinegara

Dengan url

http://kriminalitasheboh.blogspot.com/2013/10/menengok-bilik-cinta-murahan-di-pinggir.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Menengok bilik cinta murahan di pinggir rel Jatinegara

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Menengok bilik cinta murahan di pinggir rel Jatinegara

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger