Cara Djoko Pekik Melawan Trauma 1965

Written By Unknown on Senin, 30 September 2013 | 11.24

TEMPO.CO, Jakarta - Pelukis Djoko Pekik duduk menyilangkan kaki di rumahnya, Dusun Sembungan, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul. Pekik biasa melukis di studio miliknya seluas 12 X 8 meter persis di tepi Kali Bedog. Ia mengangkat ponsel tua bermerek Ericson. Pekik Lalu memencet angka pada ponsel sembari memicingkan mata.

Pekik bicara dengan kawan lamanya, Suhardjija Pudjanadi. Pudjanadi adalah seniman yang berhimpun ke Lembaga Kebudayaan Rakyat. Pekik dan Pudjanadi merupakan anggota Sanggar Seni Bumi Tarung. Sanggar seni ini bagian dari Lekra. Pekik menggoda Hardjija agar segera menyiapkan kaos, baju, handuk dan sabun. Pekik bilang saat ini ada cidukan gaya baru.

Celetukan Pekik dalam ponsel itu merupakan cara Pekik mengatasi trauma setelah peristiwa 1965 meletus. Tentara waktu itu memburu Pekik dan seniman Lekra lainnya pada 30 September hampir 48 tahun lalu. Pekik biasa melontarkan guyonan itu ketika menelpon kawan sesama eks tahanan politik. »Guyonan itu kejutan untuk teman eks tapol supaya deg-degan," kata Pekik kepada Tempo lewat ponselnya, Ahad, 29 September 2013 .

Pekik kerap bercanda dengan seniman Lekra lainnya setelah mereka sama-sama bebas dari tahanan militer. Dalam periode tertentu mereka saling bertemu. Pekik menggambarkan seniman Lekra ada yang hidupnya sengsara. Ada juga yang setengah sengsara. Pekik juga bilang seniman Lekra juga ada yang sukses karena lukisannya harganya selangit. »Saya sebagai manusia tidak mau dikalahkan oleh rasa trauma," kata Pekik.

Seniman kawakan ini juga mengatakan untuk mengatasi rasa trauma, seniman Lekra harus berprestasi. Menurut dia, seniman Lekra harus membuat karya seni yang berbobot. Karya seniman Lekra harus mengagumkan. Trauma berangsur hilang karena seniman giat berkarya. Tentara dan polisi pun ikut kagum pada seniman. (Baca: Lekra Anatomi Sebuah Gagasan dan Buruh Seni Bersatulah)

Pekik juga punya cara lain mengatasi trauma. Ia mengecat rumahnya dengan warna hijau mirip warna seragam tentara. Menurut dia, di tengah situasi tertekan di dalam penjara masih ada kebaikan kecil yang dilakukan oleh tentara. Bahkan, Pekik belakangan bersahabat akrab dengan tentara dan polisi yang mengawasinya di dalam tahanan militer.

Pekik menjadi tahanan politik di Benteng Vredeburg Yogyakarta pada 8 November 1965-1972. Selama dalam tahanan, Pekik ada dalam pengawasan Komandan Corps Polisi Militer atau CPM, Moes Soebagyo. Dia juga komandan daerah perang DIY. Ia meninggal tiga tahun yang lalu di Yogyakarta. Moes Soebagyo adalah warga Yogyakarta. Waktu itu markas CPM berada di dekat Kali Code, sekarang di Barat Hotel Santika. (Baca: Komnas HAM Minta Kejaksaan Serius Usut Kasus 1965)

Moes Soebagyo waktu itu menyuruh Pekik membuat patung memanah pada Desember 1966. Ketika membuat patung, Pekik sering ditunggui Moes Soebagyo. Dalam suasana yang santai sambil menyedot rokok dan berbincang ngalor- ngidul, Moes Soebagyo cerita suatu saat ia dipanggil oleh Bung Karno di Akademi Militer Nasional di Magelang. Peristiwa ini terjadi tahun 1966. Sukarno menitip pesan kepada Moes Soebagyo agar seniman istana tidak dibunuh. Kalau pun tetap dipenjara, Sukarno berpesan agar para tahanan tetap ditahan di Yogyakarta. »Sukarno bilang menciptakan seniman lebih sulit ketimbang mencetak insinyur," kata Pekik menirukan Moes Soebagyo. (Baca juga: http://edsus.tempo.co/Gerakan30september/1)

SHINTA MAHARANI

Berita Lainnya:

Menelusuri Jagal di Tanah Air

Pengakuan Anwar Congo, Algojo di Masa PKI 1965

Kesaksian Para Algojo 1965

Untuk Tumpas PKI, Tentara Pinjam Tangan Rakyat

Film Pengkhianatan G 30 S/PKI di Mata Para Sineas


Anda sedang membaca artikel tentang

Cara Djoko Pekik Melawan Trauma 1965

Dengan url

http://kriminalitasheboh.blogspot.com/2013/09/cara-djoko-pekik-melawan-trauma-1965.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Cara Djoko Pekik Melawan Trauma 1965

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Cara Djoko Pekik Melawan Trauma 1965

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger