Jurang Fiskal AS Menegangkan: Manfaatkan Technical Rebound Tujuh Saham!

Written By Unknown on Senin, 03 Desember 2012 | 11.24

INILAH.COM, Jakarta – Hingga akhir pekan, laju IHSG diprediksi melemah seiring masalah jurang fiskal AS yang masih menegangkan. Manfaatkan momentum technical rebound tujuh saham! Apa saja?

Pada perdagangan Jumat (30/11/2012) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ^JKSE) ditutup melemah 42,95 poin (0,99%) ke posisi 4.276,141 dengan intraday terendah 4.255,267 dan tertinggi 4.321,977. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 ^JKLQ45 yang turun 11,64 poin (1,58%) ke posisi 726,81.

Satriawan, analis dari Mandiri Sekuritas mengatakan,  pelemahan IHSG akhir pekan lalu dipicu oleh penurunan signifikan pada saham-saham di sektor telekomunikasi dan saham-saham bank yang berkapitalisasi besar. Antara lain, pelemahan tajam terjadi pada saham PT XL Axiata (EXCL) dan PT Indosat (ISAT).

Yang lainnya, lanjut dia, pada saham-saham bank besar seperti PT Bank Mandiri (BMRI) dan PT Bank Central Asia (BBCA). "Padahal, tekanan jual pada grup Astra sudah berkurang dibandingkan beberapa hari lalu," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta,  akhir pekan lalu.

Secara teknikal, menurut dia, setelah jebol level 4.300, IHSG punya tahanan di level down trend line-nya. Jika level down trend line-nya bisa bertahan, IHSG bisa balik arah menguat ke 4.400. "Jika tidak bisa bertahan, indeks punya tahanan berikutnya di support 4.230-4.225," ungkap dia.

Sebaliknya, lanjut dia, jika dalam sepekan ke depan rebound, IHSG punya resistance ke 4.330. "Secara umum, dalam sepekan ke depan, IHSG masih berpotensi melemah. Tapi, hingga akhir tahun, indeks masih bisa naik ke 4.400-an," ujarnya.

Secara fundamental, pelemahan indeks dipicu oleh pasar yang mendapat sentimen negatif dari masalah fiscal cliff AS. Hingga saat ini, masalah tersebut belum mendapatkan penyelesaiannya. "Memang, kemarin keluar berita positif, tapi sebelum ketok palu, pasar belum mendapatkan finalnya sehingga fiscal cliff tetap saja jadi ancaman bagi pasar," ucap Satriawan.

Kalau belajar dari kasus debt ceiling AS pada 2011, lebih jauh dia menjelaskan, Washington-Kongres mencapai kata sepakat pada detik-detik terakhir. "Ekspektasi fiscal cliff juga seperti itu. Jadi, di awal hingga pertengahan, terjadi tarik ulur dan pada detik-detik terakhir Partai Republik dan Demokrat mencapai kata sepakat dan ketok palu. Hanya saja, sebelum ketok palu, ketegangan belum selesai," tutur dia.

Selain itu, lanjutnya, IHSG juga mendapat tekanan negatif dari Eropa. Setelah sentimen Yunani mereda, fokus pasar selanjutnya adalah Italia dan Spanyol yang merupakan salah satu ekonomi terbesar di Eropa—Italia ke-3 dan Spanyol ke-4. "Tapi, yang paling dekat adalah ancaman fiscal cliff AS," ujarnya.

Dia menjelaskan, setelah fiscal cliff, ancaman Italia dan Spanyol yang masalahnya juga adalah pengetatan fiskal. "Yang dinanti pasar adalah bagaimana zona euro, European Central Bank (ECB) membantu Italia dan Spanyol menyelesaikan masalah utangnya," timpal dia.

Satriawan menjelaskan, dalam proses negosiasi utang terjadi tarik ulur. Perancis dan Jerman menginginkan pengetatan tertentu. "Tapi, Italia dan Spanyol keberatan. Perancis-Jerman enak, karena negaranya surplus sedangkan Italia-Spanyol tak bisa pengetatan sekencang yang diinginkan Perancis-Jerman. Yang masih tarik ulur di masalah politiknya," papar dia.

Dalam situasi ini, Satriawan menyarankan pemodal untuk kembali ke saham-saham defensif. Pemodal bisa mengurangi pada saham-saham yang sudah naik kencang dan profit taking pada saham-saham yang sudah naik sejak awal tahun.

Menurut dia, saham-saham yang sudah turun seperti PT Astra International (ASII.JK) dan PT United Tractor (UNTR.JK) bisa dipilih kembali karena penurunannya sudah signifikan pekan lalu. "Untuk PT Astra Agro Lestari (AALI.JK), sentimen penurunan harga Crude Palm Oil (CPO) masih kuat jadi tekanan negatif di saham ini," kata dia tegas.

Dia juga menyukai saham PT Gudang Garam (GGRM.JK). Menurutnya, saham ini layak dikoleksi jika mengalami penurunan. "Tunggu turun dulu untuk GGRM," ungkap Satriawan.

Kesempatan beli juga pada saham PT XL Axiata (EXCL.JK) dan PT Indosat (ISAT.JK). Akhir pekan lalu, ISAT turun 11,9% tapi tidak didukung oleh besarnya volume transaksi. "Karena itu, hari Senin ini bisa kembali lagi ke atas. Begitu juga dengan EXCL. Sebab, volume transaksinya tidak besar untuk turun sebesar itu," tandasnya.

Untuk saham dalam kategori aman, dia lebih menyukai saham PT Bank Tabungan Negara (BBTN.JK) dan PT Bank Negara Indonesia (BBNI.JK). "Harga kedua saham bank itu sudah tertinggal dibandingkan saham-saham bank yang lain," tutur dia.

 Strategi trading pada saham-saham tersebut secara umum, menurut dia, pemodal hanya memanfaatkan momentum technical rebound pada saham-saham tersebut. "Buy on Weakness untuk saham-saham tersebut," imbuhnya.


Anda sedang membaca artikel tentang

Jurang Fiskal AS Menegangkan: Manfaatkan Technical Rebound Tujuh Saham!

Dengan url

http://kriminalitasheboh.blogspot.com/2012/12/jurang-fiskal-as-menegangkan-manfaatkan.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Jurang Fiskal AS Menegangkan: Manfaatkan Technical Rebound Tujuh Saham!

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Jurang Fiskal AS Menegangkan: Manfaatkan Technical Rebound Tujuh Saham!

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger