Pelajar Dikeroyok Hingga Tewas

Written By Unknown on Rabu, 06 Februari 2013 | 11.24

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Kanujoso Djatiwibowo, satu dari dua pelajar korban pengeroyokan di kawasan Gunung Pipa, Balikpapan Utara, Senin (4/2/2013) malam akhirnya meninggal.

Kedua pelajar yang menjadi korban pengeroyokan adalah Alan Darma Saputra (17), pelajar SMA Airlangga, warga Jl Sumberejo 5 RT 52, Balikpapan Tengah dan Dedi Irawan (18), pelajar SMKN 2, warga Jl DI Panjaitan RT 5, Gunung Samarinda. Alan tewas setelah menderita luka tikam di perut sebelah kanan dan punggung sebelah kanan. Sementara Dedi hingga kini masih dirawat di rumah sakit akibat luka di tangan kanannya.

Polisi telah berhasil mengungkap nama-nama yang terlibat dalam aksi pengeroyokan tersebut. Alhasil, delapan anak di bawah umur yang tujuh di antaranya masih berstatus pelajar diamankan aparat Polsek Balikpapan Utara, Selasa (5/2/2013) dini hari.

Mereka adalah, MRS (17), Rs alias Li (17), Ma (14), DS (15), Su (13), Ha (16), Ri (14) dan Hi (17). Kesemuanya warga kawasan Kampung Baru, Balikpapan Barat. Mereka diamankan dengan barang bukti berupa samurai dan pisau badik yang masih ada bekas darahnya.

Kapolres Balikpapan AKBP Sabar Supriyono didampingi Kapolsek Balikpapan Utara Kompol Putu Rideng menjelaskan, pasca kejadian langsung dilakukan olah TKP dan memeriksa beberapa saksi di tempat kejadian. "Dari situ kami mendapat informasi, bahwa korban sampai di tempat kejadian bersama delapan temannya. Mereka naik motor dan berhenti sebentar di warung sekitar TKP untuk membeli makanan kecil," ujar Putu, Selasa (5/2/2013).

Namun, tiba-tiba korban dihadang oleh sekitar 20 anak muda yang menamakan diri Geng Motor Brasmada (Berani Senggol Mandi Darah). Kelompok Brasmada ini meminta uang pada korban dan teman-teman korban. Tapi tidak ditanggapi dan melakukan perlawanan. Akhirnya perkelahian pun tak terelakkan.

Menurut Putu, Alan dan Dedi roboh setelah terkena ayunan pisau badik dan samurai. Keduanya langsung dibawa ke RSU Kanujoso. Setelah menjalani perawatan di UGD, nyawa Alan tak tertolong.
"Keluarga korban sempat membawa pulang jenazah almarhum ke rumah. Namun begitu kita dapat informasi, langsung kita susul, karena ini peristiwa yang mengakibatkan nyawa melayang, harus divisum. Mungkin keluarga korban tidak tahu. Tapi sekarang jenazah sudah selesai divisum dan dimakamkan," kata Putu.

Kedelapan tersangka yang semuanya masih di bawah umur diciduk di rumah masing-masing. "Dari keterangan para saksi, kami melakukan penyelidikan ke lapangan. Dari situ, satu per satu anak muda yang terlibat perkelahian kami amankan," tandasnya Putu.

Ditemui di Polsek Balikpapan Utara, para tersangka yang rata-rata masih duduk di bangku SMP dan SMA ini mengaku melakukan pengeroyokan korban. Namun tidak mengetahui kalau sampai berakibat tewas.

Sebagian dari mereka mengaku baru kali pertama ikut malak. Namun, di antaranya ada juga yang sudah beberapa kali ikut malak di beberapa tempat berbeda. "Pindah-pindah. Kadang di Gunung Pipa, bendungan Kampung Timur atau di SMA PGRI 4," aku MRS.

Senjata yang dibawa, diakui hanya sebagai alat menakut-nakuti korban saja. Tapi karena ada perlawanan, akhirnya terjadi perkelahian yang berbuntut penikaman. "Uangnya buat belanja ramai-ramai saja. Beli miras, diminum sama-sama teman lainnya," ujar Hi.

Kedelapan tersangka kini meringkuk di sel tahanan Polsek Balikpapan Utara. Mereka diancam dengan pasal 170 tentang pengeroyokan dan 338 tentang pembunuhan. "Karena ancaman hukumannya cukup tinggi, kita sudah menunjuk pengacara negara untuk mendampingi mereka dalam menjalani proses hukum sampai ke persidangan," kata Putu.

DI antara delapan anak yang diamankan jajaran Polsek Balikpapan Utara, mayoritas masih berstatus pelajar. Bahkan ada yang masih duduk di kelas 1 SMP. Adiba, ibu dari Ma (14), tampak meneteskan air mata melihat anaknya digiring ke sel tahanan menggunakan baju tahanan.

Ma adalah putra keempat dan masih duduk di bangku SMP kelas 1. Ia tidak menyangka putranya bergaul dengan geng motor dan ikut melakukan tindakan penganiayaan sampai menewaskan orang lain. "Nggak menyangka. Di rumah baik-baik saja. Kemarin itu, dia pergi cuma pamit mau jalan sama teman. Saya iyakan saja," ujarnya.

Dari ketujuh teman, Ma yang ikut diamankan di Polsek Balikpapan Utara hanya beberapa saja yang dikenal Adiba, yakni teman yang pernah datang ke rumah menjemput anaknya. "Saya berharap masih ada masa depan untuk anak saya. Karena masih anak-anak dan masih sekolah. Kalau bisa tetap sekolah, meski harus menjalani proses hukum," kata Adiba.

Menanggapi hal tersebut, Kapolsek Balikpapan Utara Kompol Putu Rideng mengatakan untuk kasus tersebut tidak bisa ada pengecualian. "Kasus ini menyangkut hilangnya nyawa seseorang. Tidak bisa ada penangguhan atau lapor diri saja. Harus diproses sesuai hukum berlaku. Meski si anak tidak ikut menikam, tapi ia ada di dalam kelompok itu melakukan pengeroyokan. Ada unsur turut sertanya," kata Putu.(Tribun Kaltim/sar/bay)

Baca juga:

  • Islamic Center Nunukan Punya Dermaga
  • Cuaca Ekstrem, Perairan Tarakan Berbahaya
  • Simpan Video Porno, Dua Siswa Dipecat Dari Sekolah
  • Nunukan Bangun Islamic Center Senilai Rp196 M

Anda sedang membaca artikel tentang

Pelajar Dikeroyok Hingga Tewas

Dengan url

http://kriminalitasheboh.blogspot.com/2013/02/pelajar-dikeroyok-hingga-tewas.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Pelajar Dikeroyok Hingga Tewas

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Pelajar Dikeroyok Hingga Tewas

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger