Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Menyamar jadi penjual VCD, bandar sabu diringkus polisi

Written By Unknown on Rabu, 31 Oktober 2012 | 11.24

Kepolisian resor (Polres) Magelang berhasil meringkus bandar sabu-sabu asal Provinsi Aceh yang berkedok sebagai penjual kaset VCD. Bandar yang bernama Irwan alias Bro (36) warga Lhouksemawe Aceh itu disergap polisi saat bertransaksi di sebuah rumah makan di kawasan Krasak, Kecamatan Salaman, Magelang, Jateng.

Saat tertangkap tangan, pelaku kedapatan membawa narkoba jenis sabu-sabu seberat 46,10 gram atau senilai lebih dari Rp 10 juta. Pengungkapan ini merupakan yang terbesar selama Satuan Narkoba Polres Magelang berdiri. Selain itu polisi juga mengamankan barang bukti lain berupa sebuah mobil city car, alat hisap dan uang tunai sebesar Rp 4 juta.

"Kita lakukan penangkapan saat tersangka hendak bertransaksi kemarin malam sekitar pukul 01.00 dini hari," kata Kapolres Magelang Ajun Komisaris Besar Polisi Guritno Wibowo, dalam gelar perkara, Selasa(30/10) di Mapolres Magelang Jl. Letnan Tukiyat, Magelang.

Penangkapan terhadap Irwan ini merupakan hasil pengembangan dari sejumlah kasus narkoba yang ditanganinya. Namun, karena kelihaiannya, pelaku sering kali lolos dari sergapan polisi.

"Dia sering lolos dan licin seperti belut," ungkap Guritno.

Sebagai bandar, Irwan diketahui sebagai pemasok sabu-sabu di sejumlah wilayah di Kedu seperti Temanggung, Kota Magelang, Wonosobo dan Purworejo.

Dari hasil penyelidikan sementara, barang haram itu diakui tersangka didapatkan dari seorang bernama Awr, yang saat ini masih Daftar Pencarian Orang (DPO).

"Sistem belinya transfer. Kemudian dia menjual kembali," lanjut Kapolres.

Kasat Narkoba Polres Magelang, AKP Sudirman menambahkan setiap 1 gram sabu dijual pelaku seharga Rp 1,3 juta. Pelaku mendapatkan keuntungan sekitar Rp 200 ribu setiap gramnya.

Pelaku lanjut dia juga dikenal lihai dalam menjalankan aksinya. Apalagi, setiap hari pelaku yang menikah dengan warga Desa Kaliabu Kecamatan Salam ini berpura-pura berjualan kaset VCD.

Akibat perbuatanya itu, tersangka dijerat dengan pasal 112 Undang-undang Republik Indonesia nomor 35 tahun 2009, tentang narkotika dengan ancaman hukuman penjara paling sedikit 4 tahun dan paling lama 12 tahun.

"Juga denda Rp 800 juta," lanjutnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, tersangka mengaku membeli barang haram tersebut senilai Rp 10 juta. Dia mengaku tidak tahu persis nama penjualnya, karena hanya bertransaksi lewat handphone.

Irwan mengaku baru 1 bulan berhubungan dengan narkoba. Namun, hal itu dibantah oleh pihak kepolisian yang menyebutkan pelaku sudah hampir setahun berkelut di dunia peredaran barang haram tersebut.

Sumber:
11.24 | 0 komentar | Read More

Noah Akan Gebrak Jakarta

TEMPO.CO, Jakarta - Grup band Noah -yang sebelumnya dikenal sebagai Peterpan- siap menggelar konser di Mata Elang International Stadium (MEIS), Ancol, Jakarta, 2 November 2012. Pertunjukkan Ariel, Uki, Lukman, Reza, dan David ini merupakan puncak dari rangkaian tur Noah yang menandai kembalinya mereka berkiprah di industri musik Indonesia.

Dengan mengusung tajuk "The Greatest Session Of The History", Berliant Entertaiment sebagai penyelenggara konser ingin penampilan Noah di Ancol punya kesan mendalam bagi penonton yang datang.

"Karena ini konsep yang berbeda dari konser-konser sebelumnya. Masing-masing session punya makna yang beda tapi tujuannya yang sama" ujar Dino Hamid dari Berliant Entertaiment dalam jumpa pers di Kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa, 30 Oktober 2012.

Rencananya, bakal ada banyak hal baru yang disuguhkan di dalam konser tersebut. Salah satunya adalah dilibatkannya grup band Alexa sebagai partner kolaborasi band yang sempat vakum ketika Ariel dipenjara menyusul penyebaran kasus video seksnya dengan dua artis cantik: Luna Maya dan Cut Tari.

Promotor membagi harga tiket konser ini menjadi empat kelas. Kelas festival dibanderol dengan harga 350 ribu, tribune 550 ribu, platinum 1,5 juta dan VIP 3,5 juta rupiah.

Sebelumnya, langkah Noah diawali oleh konser "Tanpa Nama" pada 29 Mei 2012 lalu. Ketika itu, Ariel belum keluar dari tahanan. Setelah Ariel bebas, mereka berkeliling ke dua benua, lima negara dalam satu hari. Terakhir, Ariel dkk tur di delapan kota Indonesia. Konser di Jakarta, akhir pekan ini adalah puncaknya.

YAZIR FAROUK

Berita Terpopuler:

Sekali Rapat, DPR Minta Lebih dari Rp 1 Miliar  

Anggaran Militer Juga Terkena Kutipan DPR

SMS Inisial Anggota DPR ''Tukang Peras'' 

Anggota DPR ''Palak'' BUMN, Apa Kata Aria Bima 

SMS DPR Pemeras Disebar? Dahlan Menjawab  


11.24 | 0 komentar | Read More

Densus baku tembak di Poso, satu teroris tewas

Densus 88 kembali menggerebek tempat persembunyian teroris di Kampung Kalora dan Kampung Kilo, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Sempat ada perlawanan dari teroris saat hendak di tangkap.

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigjen Pol Dewa Parsana mengatakan tiga orang teroris ditangkap di Kampung Kalora, sedangkan di Kampung Kilo ada dua. Seorang teroris terpaksa ditembak karena melawan.

"Ada lima orang, satu tewas ditembak karena melawan," ujar Dewa saat dihubungi merdeka.com, Rabu (31/10).

Menurut Dewa, Densus sudah bergerak sejak subuh. Namun dia belum mengetahui terkait dengan jaringan mana para pelaku ini. "Kalau jaringan saya kurang tahu," katanya.

Saat ini polisi masih melakukan olah tempat kejadian perkara. Empat orang teroris sudah diamankan ke Polda Sultengm sedangkan satu tewas dilarikan ke RS Bhayangkara Palu.

Sumber:
11.24 | 0 komentar | Read More

Anak Kandung Diperkosa 75 Kali

Written By Unknown on Selasa, 30 Oktober 2012 | 11.24

Liputan6.com, Sampang: Marhawi, lelaki beristri dua di Sampang, Madura, Jawa Timur, Senin (29/10) ditangkap polisi karena memperkosa anak kandung. Warga Desa Camplong itu mengaku menggauli korban yang masih siswi SMP itu sampai 75 kali dalam setahun.

Tersangka Marhawi mengaku mengancam membunuh korban dengan pisau setiap kali menggauli putrinya itu. Perkosaan pertama dilakukan saat sang anak minta uang jajan. Bukannya diberi uang, Marhawi mengancam korban masuk ke kamar dengan pisau terhunus. Perbuatan itu terus berulang saat sang istri sedang tak berada di rumah.(ADI/AIS)

Baca Yahoo! di ponsel Anda. Klik di sini.


11.24 | 0 komentar | Read More

MA Berhentikan Sementara Hakim Puji

Manado (ANTARA) - Mahkamah Agung telah memberhentikan sementara hakim Puji yang tertangkap oleh Badan Narkotika Nasional terkait dengan dugaan kasus narkoba.

"Sudah diterbitkan SK pemberhentian sementara sebagai hakim," kata Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali di Manado, Senin.

Hatta Ali mengatakan bahwa proses hukum terkait dengan kasus hakim Puji tersebut diserahkan kepada penegak hukum.

"Karena ini sudah merupakan tindak pidana kejahatan, yang bersangkutan harus mempertanggungjawabkan," katanya.

Menurut Hatta Ali, Puji merupakan hakim senior dan sudah pernah menjabat sebagai Ketua Pengadilan Negeri (PN) Sabang.

Karena di sana ada masalah, kata dia, Puji kemudian dipindahkan sebagai hakim nonpalu selama dua tahun di Yogyakarta.

Selama dua tahun itu dinilai sudah baik, lalu dipindahkan di PN Jayapura, katanya menjelaskan.

Setelah bertugas di PN Jayapura, Puji kemudian dipindahkan ke PN Bekas. Saat di PN Bekasi, hakim tersebut pernah dimuat di koran bahwa dia suka berkaraoke.

Berdasarkan berita di koran tersebut, dimintakan kepada Badan Pengawasan untuk melakukan pengecekan terhadapnya. Kemudian, air seni dan darah yang bersangkutan diperiksa di laboratorium.

"Namun, hasil pemeriksaannya negatif," katanya.

Akan tetapi, lanjut Hatta Ali, walaupun hasilnya negatif karena itu sudah masuk di berbagai media, diambil kesimpulan hakim ini tidak bisa lagi dipertahankan di PN Bekasi.

Berdasarkan hasil dari tim promosi dan mutasi hakim, oleh pimpinan, Puji akan ditempatkan sebagai hakim nonpalu di Ternate.

Ternyata sebelum yang bersangkutan berangkat, SK sedang diproses, yang bersangkutan keburu tertangkap.(ar)


11.24 | 0 komentar | Read More

Dua Tahanan Polsek Medan Timur yang Kabur Dibekuk

TEMPO.CO, Medan - Dua orang dari 12 tahanan Kepolisian Sektor (Polsek) Medan Timur yang kabur dari sel tahanannya, Senin malam, 29 Oktober 2012, sekitar pukul 21.30 WIB, ditangkap di Jalan Mahameru Krakatau, Medan Timur.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Medan, Komisaris Yoris Marzuki, menjelaskan bahwa dua tahanan yang dibekuk tersebut adalah M. Rifki dan Irwan Saputra. Kedua warga Setia Jadi Gang Mesjid itu adalah tersangka kasus pencurian. »Yang lain masih dikejar. Saya masih di Belawan," katanya ketika dihubungi Tempo, Selasa, 30 Oktober 2012.

Adapun 10 tahanan yang hingga kini masih terus diburu adalah Ary Binsar Nainggolan, Chandra Herlambang, Yusuf Bawazir, Al Farillo, M. Zuhri Ramadhan, Ginda Siregar, Parulian Panjaitan, Daniel Santoso Silalahi, Jhoni Hamonangan Nainggolan, dan Rahmadsyah.

Para tahanan tersebut kabur Senin malam, 29 Oktober 2012. Mereka meloloskan diri dengan cara membengkokkan terali besi sel dan memanjat tembok. Kemudian mereka lari ke arah Stasiun Kereta Api Medan yang letaknya di belakang Polsek Medan Timur.

Kepala Polsek Medan Timur, Komisaris Polisi Patar Silalahi, belum bersedia menjelaskan ihwal kaburnya para tahanan tersebut." Nanti saja dijelaskan di Polresta Medan," ujarnya.

Pekan lalu sebanyak 13 tahanan Polsek Medan Area juga kabur setelah memotong terali besi. Akibat kasus tersebut, Kepala Polsek Medan Area, Komisaris Sony Siregar, dimutasi.

SAHAT SIMATUPANG


11.24 | 0 komentar | Read More

Ormas HASMI Tidak Mengenal Terduga Teroris

Written By Unknown on Senin, 29 Oktober 2012 | 11.24

Bogor (ANTARA) - Organisasi Masyarakat Harakah Sunniyyah untuk Masyarakat Islam (HASMI) membantah terduga teroris yang ditangkap anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri merupakan anggotanya.

"HASMI tidak mengenal nama-nama para terduga yang telah disiarkan oleh Mabes Polri. Dalam daftar anggota HASMI juga tidak ada nama-nama mereka," kata juru bicara DPP HASMI, Syaifudin, di Bogor, Minggu.

Syaifudin mengatakan, organisasi HASMI yang berpusat di Cimanglid, Kabupaten Bogor ini telah terdaftar secara resmi di Ditjen Kesbangpol Kemendagri dengan nomor registrasi 01-00-00/0064/6:III:IV/III/2012.

Secara nasional, lanjut Syaifudin, HASMI terdaftar 2012, namun organisasi yang memiliki anggota sekitar 10.000, ini telah terbentuk dan berdiri pada tahun 2005.

Ia mengatakan, HASMI merupakan organisasi kemasyarakatan. Sementara HASMI yang disebutkan oleh Mabes Polri sebagai kelompok yang bernama lengkap Harakah Sunni untuk Masyarakat Indonesia tidak sama definisinya.

"Jelas berbeda dan tidak ada kaitannya dengan organisasi HASMI yang kami ikuti. Dari segi artikulasi namanya saja berbeda, Harakah Suni untuk Masyarakat Indonesia. Sementara HASMI adalah organisasi masyarakat dengan singkatan Harakah Sunniyyah untuk Masyarakat Islam," katanya.

Syaifudin mengatakan, organisasi HASMI bergerak dalam bidang Dakwah, sosial dan pendidikan umum maupun formal. HASMI banyak berdakwa dalam bidang sosial seperti pernah membuat gerakan mendukung Peraturan Daerah nomor 12 tahun 2009 tentang Kawasan tanpa rokok.

Menurut Syaifudin, saat pemberitaan penangkapan terduga teroris menyebar di masyarakat lewat media, dan menyebutkan para terduga merupakan jaringan Harakah Sunni untuk Masyarakat Indonesia (HASMI), telah memberikan dampak negatif bagi para jemaahnya.

"Banyak jemaah yang shok, anggota merasa tercoreng namanya karena dikaitkan dengan jaringan teroris. Kami (HASMI) sama sekali tidak terlibat dan tidak tahu menahu dengan keanggotaan terduga teroris tersebut," katanya.

Syaifudin mengatakan, nama-nama terduga teroris yang telah dipublikasikan oleh Mabes Polri juga tidak terdaftar dalam buku keanggotaan HASMI.

"Setiap ada pengajian kita mewajibkan seluruh anggota untuk mengisi daftar hadir. Dan tidak ada nama-nama terduga teroris itu ada di dalam daftar anggota," katanya.

Syaifudin juga mengatakan, tidak mengenal ketiga terduga teroris yang ditangkap di Bogor, yakni EBN (22), Z (23) dan U (34).

Untuk mengklarifikasi pemberitaan mengenai HASMI tersebut, Pengurus HASMI akan mendatangi Mabes Polri pada Senin (29/10) sekitar pukul 11.00 WIB untuk memperjelas pemberitaan terkait penggunaan nama HASMI.

Sementara itu, di lokasi penggrebekan dan penangkapan terduga teroris di Kampung Neglasari, Desa Leuwimekar, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor telah dilakukan penyelidikan oleh Puslabfor Mabes Polri, sekitar pukul 11.30 WIB tadi.

Penyelidikan Puslabfor Mabes Polri juga dilanjutkan di rumah terduga teroris di Jalan Raya Ciapus, Kampung Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. (ar)


11.24 | 0 komentar | Read More

HASMI: Kami Tak Kenal Abu Hanifa

TEMPO.CO , Jakarta:Dewan Pengurus Pusat Harakah Sunniyyah Untuk Masyarakat Islami (HASMI) menyatakan Abu Hanafia dan jaringan teroris Solo yang ditangkap Detasemen Khusus Anti Teror 88 Markas Besar Kepolisian RI bukan anggotanya.

Pengurus Pusat HASMI yang bermarkas di Cimanglid, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor sudah memeriksa daftar anggotanya dan tidak menemukan ke-11 nama terduga teroris tersebut. "Kami tidak kenal dengan Abu Hanafia atau teroris yang ditangkap Densus 88 itu. Hasmi sebagai ormas resmi sangat dirugikan secara psikologis oleh pemberitaan yang sumbernya dari Mabes Polri tersebut," kata Anggota DPP Hasmi Saefudin kepada Tempo, Ahad, 28 Oktober 2012.

Menurut Saefudin, dari akronim dan singkatan, Hasmi Bogor sangat berbeda dengan Hasmi versi Mabes Polri yang memiliki singkatan Harakah Sunni untuk Masyarakat Indonesia. Dari kegiatan, Hasmi Bogor bergerak di bidang dakwah dan sosial. Hasmi Bogor yang memiliki anggota sekitar 10.000 orang ini, juga memiliki lembaga pendidikan SMP dan SMU Hasmi Boarding School.

"Karena pernyataan Mabes Polri bahwa teroris yang ditangkap itu dari kelompok Hasmi, anggota dan para wali murid jadi resah. Alhamdulillah untuk aktifitas tidak terganggu," kata dia.

Untuk itu, Senin ini DPP Hasmi akan mengklarifikasi pernyataan teroris baru ini menamakan kelompok Hasmi datang ke Mabes Polri. "Karena kami sudah sangat dirugikan. Sekali lagi kami tegaskan, kami tidak kenal Abu Hanafia dan anggota teroris yang ditangkap itu."

ARIHTA U SURBAKTI

Berita Terpopuler

Pemuda Bersihkan Sampah di Kanal Banjir Timur 

Hasil Psikotes, Ternyata Sudirman Hanya Stres

Terduga Teroris Palmerah Diincar Selama Sepekan

Polisi Geladah Warnet Terduga Teroris di Bogor

Ibu Kandung Terduga Teroris Palmerah Misterius

Tiang Listrik Jatuh, Jalan di Depok Lumpuh  


11.24 | 0 komentar | Read More

Saudara Narto: Tidak Ada Bom di Kediaman Kami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sunardi, saudara kembar Sunarto alias Narto alias Nanto (38) terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror di Kebon Kacang, Jakarta Pusat, Sabtu (27/10/2012), mengatakan bahwa tidak ada bom yang ditemukan di rumah orangtuanya saat penggeledahan dilakukan.

"Itu dusta, kebohongan Densus 88, tidak ada bom yang ditemukan," tegas Sunardi, saat ditemui di kediaman orangtuanya di kawasan Kebon Kacang, Jakarta Pusat, Minggu (28/10/2012).

Pria yang akrab disapa Nandi ini menuturkan proses penangkapan adiknya pada Sabtu kemarin. Menurut Nandi, pada saat ditangkap, dia dan adiknya hendak mengantar daging kurban, tiba-tiba ada dua orang petugas yang menggandeng Nanto.

Nandi yang melihat dua petugas menggandeng adiknya sempat mengejar. "Pas saya kejar, mereka nunjukin pistol mereka. Saya tanya surat perintah (penangkapannya), mereka bilang ada, ini penangkapan resmi, tapi mereka nggak bisa tunjukin ke saya," tutur Nandi.

Nanto kemudian dibawa oleh anggota Densus 88 menggunakan mobil Avanza. Kemudian tim Gegana menggeledah kediaman orangtua Nanto.

Menurut Nandi, proses penggeledahan berlangsung sekitar 90 menit, dan 40 menit awalnya petugas Gegana masuk tanpa ditemani siapapun penghuni rumah.

"Saya agak khawatir waktu itu, takutnya malah mereka menaruh (meletakkan) sesuatu dan jadi barang bukti," lanjut Nandi.

Setelah ia protes, petugas kemudian membolehkan Nandi ikut serta dalam proses penggeledahan. Saat petugas Gegana masuk ke dalam kamar, di situ petugas menemukan tas Nanto.

Tas itu kemudian sempat digeledah petugas, di dalamnya terdapat laptop, charger, obat asma, dan baju. Tas itu kemudian diletakan di depan pintu oleh petugas. Menurut Nandi, tidak ada bom di dalam tas tersebut.

"Logikanya, kalau ada bom, kenapa tas ditaruh di pintu, police line juga cuma sampai depan rumah, masyarakat dibiarin ngerubung," imbuhnya.


11.24 | 0 komentar | Read More

Rahayu Berharap Suaminya Bukan Teroris

Written By Unknown on Minggu, 28 Oktober 2012 | 11.24

Laporan wartawan Harian Surya, Sudarmawan

TRIBUNNEWS.COM,MADIUN-- Agus Anton Figiyan (32) warga RT 19, RW 09, Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun tak dapat berkutik saat ditangkap anggota Densus 88 di kampung halamannya, Jumat (26/10) sekitar pukul 23.00 WIB.

Bapak 4 anak ini, langsung digelandang dan dibawa anggota Densus 88 tanpa sepengetahuan istrinya, Ny Rahayu Ningsih (32) dan keempat anaknya.

Bahkan, istri Agus mengaku jika sampai saat ini putus kontak dengan suaminya. Alasannya, selain tidak hafal nomor ponselnya, Hand Phone (HP) miliknya juga dibawa suaminya.

Selain itu, dia mengetahui suaminya tidak berada di rumah saat terbangun pagi, Sabtu (27/10) sekitar pukul 04.30 WIB. Pasalnya, suaminya yang sebelumnya menemani anak ketiganya tidur, tidak berada di tempat.

Selain itu, rumah besar yang digunakan usaha mebeler itu, juga dikunci dari luar. Beruntung, istri Agus masih memiliki kunci lainnya.

"Saya tidak tahu, kemana suami saya yang jelas kemarin malam usai membenahi talang rumah, setelah salat isya' masih menemani anak ketiga saya tidur di dalam rumah. Tahu-tahunya pagi dia tak ada, rumah dikunci dari luar dan HP saya juga dibawa suami saya," terang Ny Rahayu Ningsih kepada Surya, Sabtu (27/10).

Selain itu, Ny Rahayu megaku jika selama ini tidak pernah kenal satu per satu teman dan rekan suaminya. Alasannya, selama ini menganggap teman suaminya itu, merupakan rekan bisnis dalam usaha mebeler atau penjual kayu jati.

Rahayu menceritakan jika di dalam rumah yang dijadikan usaha mebeler itu merupakan warisan ayah kandungnya, Mbah Demo (55). Pasalnya, sejak lulus Fakultas Mipa jurusan Kimia dari Universitas Negeri Jember (Unej) Tahun 2004 lalu, suaminya belum pernah bekerja dimana-mana, kecuali meneruskan usaha orangtuanya itu.

Usaha itu, diteruskan suaminya setelah lulus kuliah Tahun 2004. Bahkan sejak menikah Tahun 2001 lalu, suaminya dan Rahayu Ningsih masih sama-sama sebagai Mahasiswa Unej. Hanya saja, Rahayu Ningsih dari FKIP jurusan Biologi.

"Suami saya lulus dan saya lulus di Tahun 2004 di bulan yang tak sama, akhirnya baru kami pindah ke Madiun meneruskan usaha Bapak saya ini. Suami saya sejak lulus tak pernah kerja kemana-mana lagi," ungkapnya.

Selama menikah hampir 11 tahun itu, kata Rahayu sudah dikaruniahi 4 orang anak yang masih kecil-kecil. Diantaranya, Lilin Aljazirah (9,5) siswi kelas IV MI, Refina Aljazirah (7,5) siswi kelas II MI, Safirah Aljazirah (3) serta Aisyah Aljazirah (3 bulan) yang masih dalam pangkuannya saat Surya mendatangi rumahnya.

"Tolong diberi tahu suami saya ada masalah apa kok ditangkap polisi, kasihan anak - anak saya yang masih kecil-kecil ini," ungkap ibu berjilbab ini.

Suaminya, kata Rahayu selama ini melarang dirinya memajang fotonya di rumah yang ditempatinya itu. Alasannya, hal itu bakal mempersulit malaikat masuk rumahnya.

Oleh karenanya, di rumah itu tidak ada foto yang dipasang dan di pajang di dinding. Akan tetapi, di balai rumah itu ada 3 pigora besar yang berisi kliping tulisan 18 Tingkat Manusia di Akhirat, Indahnya Surga Dahsyatnya Neraka, serta Hidup Sesudah mati.

"Sudah tak ada foto-foto suami saya. Karena dilarang dipajang di dinding rumah. Yang ada hanya foto di ijazah dan surat nikah," ungkapnya.

Menurut Rahayu suaminya itu, asalnya dari Wuluhan, Kabupaten Jember. Selama ini, merupakan suami yang penyayang terhadap istri dan anak-anaknya. Bahkan dari keempat anaknya itu, tidak ada yang pernah dimarahinya.

"Jangankan marah membentak saja suami saya tidak pernah," anak pertama Mbah Demo dari 5 bersaudara ini menjelaskan.

Kendati demikian, Rahayu berharap jika kabar penangkapan suaminya yang diduga masuk dalam jaringan terorisme itu tidak benar. Pasalnya, dia tak mengetahui semua sepak terjang suaminya diluar rumah.

"Mudah-mudahan bukan suami saya, kasihan anak-anak saya. Dia suami yang sangat baik dan perhatian," pungkasnya.

Sementara, salah seorang tetangga Agus Anton Figiyan mengaku jika selama ini, Agus dikenal sangat baik dan ramah terhadap seluruh tetangganya.

"Dia sangat baik tak pernah macam-macam atau neko-neko," ungkap perempuan di kanan rumah mebeler itu.

Sedangkan, salah seorang pekerja mebeler di rumah Agus Anton Figiyan, Wawan (28) mengaku jika selama ini bosnya tergolong sebagai orang yang baik dan perhatian terhadap anak buahnya. Oleh karenanya, 3 anak buahnya yang membuat mebeler mulai dari kursi, meja, hingga buffet selalu loyal dan tetap bekerja di mebeler milik Agus itu.

"Bapak (Agus) orangnya baik dan perhatian terhadap kami," tandasnya.


11.24 | 0 komentar | Read More

Misteri Wanita Bercadar yang Ditangkap Densus 88

TEMPO.CO , Jakarta:Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Markas Besar Polri mengamankan sepasang suami istri terduga jaringan Teroris Solo, Mikoyo Suka dan Haerunnisa. Keduanya ditangkap di rumah kos mereka di Kampung Nurul Hadist, RT 1/RW 2, Kelurahan Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 27 Oktober 2012, sekitar pukul 14.00.

Salah seorang terduga teroris yang diamankan Densus 88 adalah perempuan bercadar. Seorang pria yang usianya lebih tua dari wanita berpenampilan biasa. Dalam penggerebekan ini, petugas mengamankan sejumlah barang bukti dalam kardus. Belum diketahui isi kardus tersebut.

Pasangan suami-isteri itu baru sepekan menghuni rumah kos milik Serly, 53 tahun. Rumah Serly berbentuk L disewakan kepada dua orang, yakni kepada terduga teroris dan Diky, pemilik usaha Diky Hair Salon dan Tata Rias wajah.

Diky yang bertetangga dengan pasutri teroris itu mengaku tidak mengetahui persis aktifitas sehari-hati tetangga barunya itu. Dia hanya sering melihat wanita terduga teroris yang menjadi tetangganya itu memakai jilbab dan cadar. "Saya enggak tahu apa kegiatannya,"ujarnya.

Pengurus RT 01 Ujang mengatakan, dua penghuni baru ini belum melaporkan diri. Pasangan tadi dinilai tertutup. "Yang saya tahu dua orang yang dibawa itu berasal dari Ambon," katanya.

ARIHTA U SURBAKTI

Berita Terpopuler

EDISI KHUSUS SUMPAH PEMUDA

Empat Lokasi Bom Incaran Kelompok HASMI

Dua ''Teroris'' Ini Ditangkap di Depan Warnet Bogor 

Teroris Yang Ditangkap dari Kelompok HASMI

Militer Bantu Penggrebekan Rumah ''Teroris'' Madiun 

Siapa Pemilik Bengkel yang Digrebek Densus 88?


11.24 | 0 komentar | Read More

Petinju Ganteng Digerebek Karena Tawarkan Pelacur

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Seorang petinju profesional kelas super bulu Jepang, Atsuhiro Yamamoto (22) ditangkap polisi karena dianggap membantu prostitusi di Jepang dengan mengganggu orang lewat menawarkan jasa prostitusi Kamis lalu di daerah remang-remang Kabukicho, Shinjuku, Tokyo.

Saat itu memang polisi sedang melakukan operasi mendadak di sana guna membersihkan dunia hitam yang memang banyak terpusat di Kabukichi, mulai prostitusi, judi, dan sebagainya.

Yamamoto yang telah 10 kali bertanding, lima menang KO dan lima kalah, mengaku datang ke Tokyo karena adanya perekrutan dengan honor besar, "Saya datang ke Tokyo untuk memang menjadi penarik customer karena mereka mengiklankan mencari tenaga itu," paparnya.

Kamis lalu, Yamamoto mengikuti seorang pekerja, 43, sepanjang 40 meter menawarkan terus-menerus wanita prostitusi murah, biasanya dari China, untuk sebuah tempat prostitusi di Kabukicho. Karena lelaki yang ditawarkan itu kesal, melaporkan ke polisi yang kebetulan ada di sana dan Yamamoto segera ditangkap.

Polisi melihat Yamamoto telah melanggar privacy seseorang, mengganggu sehingga yang korban merasa terganggu privacynya.

Tempat prostitusi digrebek polisi dan menemukan beberapa waita pelacur dari China yang tidak punya visa, melanggar hukum imigrasi.

Selain itu juga ditemukan berbagai DVD porno yang tidak disensor dan produk ilegal. Hal ini melanggar hukum larangan cabul dan pelanggaran copyright serta penjualan tanpa izin. Sedikitnya 14 orang ditangkap pihak kepolisian dalam penggerebekan yang berlangsung selama empat hari sejak Selasa lalu.

Daerah Kabukichi sangat terkenal dengan dunia malamnya sehingga banyak orang Indonesia pun, termasuk wanita, yang datang ke sana untuk melihat misalnya tari telanjang. Bahkan ada warga Indonesia menggunakan jilbab asyik sambil ngobrol dan tertawa bersama empat temannya, laki dan perempuan, juga orang Indonesia, menyaksikan tarian telanjang di sana, sambil berdiri, berada di depan Tribunnews.com, belum lama ini.

Sesuatu yang tak ada di Indonesia apalagi kalau sudah menyangkut dunia prostitusi seperti tarian telanjang dan judi, memang menarik dan tidak sedikit ke Jepang khusus untuk ke daerah Kabukicho Shinjuku Tokyo, sekedar menyaksikan hal-hal tersebut.

INTERNASIONAL POPULER

  • Pria Jepang Menangkan Lelang Keperawanan Gadis Brazil
  • Telanjang, Anak Perempuan Bawah Umur Dipaksa Live Chatting
  • Remaja Dipukuli Hingga Tewas dan tak Ada yang…
  • Makam kuno bangsa Maya ditemukan di Guatemala
  • Pengasuh Tikam Dua Anak Majikannya

11.24 | 0 komentar | Read More

Ba`asyir Tidak Permasalahkan Dipindah ke Lapas Batu

Written By Unknown on Sabtu, 27 Oktober 2012 | 11.24

Cilacap (ANTARA) - Terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba`asyir tidak mempermasalahkan pemindahan dirinya dari Rumah Tahanan Badan Reserse Kriminal Mabes Polri ke Lembaga Pemasyarakatan Batu, Pulau Nusakambangan, Cilacap.

"Pemindahan itu sudah menjadi aturan mereka. Menurut aturan mereka, yang kena 15 tahun itu memang harus dipindahkan ke sini," kata Ba`asyir usai melaksanakan Salat Id di halaman dalam Lapas Batu, Pulau Nusakambangan, Jumat.

Kendati demikian, dia mengritik kondisi Rutan Bareskrim Mabes Polri yang dinilai tidak memenuhi persyaratan kesehatan karena hampir selama dua tahun di tempat itu, pimpinan Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki ini mengaku tidak terkena sinar matahari.

Akan tetapi, lanjut dia, di Lapas Batu sangat memenuhi persyaratan kesehatan karena lapang, udaranya bersih, dan sinar matahari cukup.

Selain itu, kata dia, Lapas Batu juga memberikan kesempatan yang sangat longgar untuk berolahraga.

"Ini yang saya komentari dari segi kesehatan. Kalau masalah pemindahan karena menurut aturan mereka, yang kena 15 tahun harus dipindahkan ke sini," katanya.

Mengenai upaya hukum yang dilakukan, dia mengatakan bahwa hal itu sudah selesai.

Menurut dia, sebelumnya pernah melakukan upaya hukum melalui naik banding sehingga hukumannya dikurangi dari 15 tahun menjadi sembilan tahun.

Oleh karena dituduh terlibat jaringan teroris internasional, kata dia, hukuman tersebut dinaikkan lagi menjadi 15 tahun meskipun tuduhan tersebut tidak terbukti.

"Saya dengar, pengacara akan mengajukan PK (peninjauan kembali), karena semua itu tidak benar," katanya.

Menyinggung maraknya aksi terorisme yang belakangan ini terjadi, Ba`asyir mengaku tidak mengenal jaringan mereka.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa orang-orang yang sering kali disebut teroris adalah mujahid meskipun tidak semua perbuatan yang dilakukan mereka disetujui.

"Yang disebut teroris itu mujahid semua meskipun saya akui tidak semua perbuatannya mesti setuju, misalnya, meledakkan bom yang kadang-kadang kena yang tidak salah, merusak. Tidak semua langkahnya, kita setujui," katanya. (ar)


11.24 | 0 komentar | Read More

Hanya 0,33 Persen Pengguna Narkoba Direhabilitasi

TEMPO.CO , Jakarta: Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Narkotika Nasional Sumirat Dwiyanto mengatakan hanya 12.564 jiwa pengguna narkoba yang melakukan rehabilitasi per tahunnya. Jika angka prevalensi pengguna sebanyak 2,2 persen dari jumlah penduduk, artinya Indonesia mempunyai 3,8 juta orang yang menyalahgunakan narkoba.

»Mereka takut ditangkap ketika lapor untuk rehabilitasi," kata Sumirat ketika dihubungi Jumat, 26 Oktober 2012. Persentase pengguna yang melakukan rehabilitasi hanya 0,33 persen.

Sumirat mengatakan para pengguna ini semestinya tidak perlu takut. Ketika mendaftar ke pemerintah, pengguna mendapatkan kartu yang menunjukkan sedang dalam tahap rehabilitasi. Ketika tertangkap tangan polisi atau BNN sedang mengkonsumsi obat-obat terlarang, pengguna mempunyai kesempatan dua kali untuk dibebaskan dan dikembalikan ke tempat rehabilitasi.

»Tapi kalau ketangkap tiga kali, sudah tidak ada ampun," ucap Sumirat. Sedangkan pengguna yang tidak mempunyai kartu langsung ditahan ketika ketahuan mengkonsumsi narkotika.

Sumirat mengatakan malasnya menjalani rehabilitasi juga dikarenakan faktor keluarga. Ia menuturkan, banyak orang yang malu diketahui umum ketika anak atau saudaranya masuk ke rehabilitasi.

»Bahkan ada juga terpaksa membeli narkoba agar anaknya tidak teriak-teriak ketika sakau sehingga tetangga tahu," ucap Sumirat. Ia membenarkan faktor keluarga dan lingkungan yang mempengaruhi penggunaan dan penghentian konsumsi obat-obat terlarang.

SUNDARI

Berita lain:

Marzuki Alie Tersinggung oleh Dahlan Iskan 

KPK Bidik Anas Urbaningrum?

Cicak vs Buaya Memanas Lagi, Kini Polri Gugat KPK 

Mabes TNI Mutasikan 18 Perwira

Keponakan Miranda Goeltom Gedor Penjara KPK  


11.24 | 0 komentar | Read More

Ikan Fukushima Terkontaminasi Nuklir

TEMPO.CO , Jakarta: Sesuai peraturan pemerintah Jepang, sekitar 40 persen ikan yang ditangkap dekat Fukushima dianggap tak layak dikonsumsi manusia. Ahli kimia laut Amerika Serikat, Ken Buesseler telah mengkaji data itu dan dipublikasikan di jurnal Science pekan ini.

Ia mengatakan mungkin ada dua sumber kontaminasi yang tak kunjung hilang. "Ada kebocoran ke laut dari polusi air tanah di bawah Fukushima. Dan kontaminasi itu berada di lapisan sedimen jauh dari pantai," ujar Buesseler. Menurut dia, masalah ini akan menjadi perhatian selama beberapa dekade ke depan.

Buesseler berafiliasi dengan Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) Amerika Serikat. Evaluasinya mencakup data yang dikumpulkan oleh Departemen Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang selama 1 tahun. Catatan bulanan memperlihatkan tingkat caesium radioaktif secara detail yang ditemukan dalam ikan dan produk makanan laut lainnya tak lama setelah gempa bumi pada Maret 2011 di Tohoku. Gempa itu memicu tsunami dan menyebabkan krisis Fukushima.

Isotop cesium -134 dan 137 dapat ditelusuri langsung dari pembangkit listrik yang telah lumpuh. Pemerintah Jepang menggunakan informasi ini untuk memutuskan apakah lima pantai sepanjang pantai timur perfektur, termasuk Fukushima, harus dibuka atau ditutup.

Cesium tidak biasanya tinggal di jaringan ikan air asin untuk waktu yang lama. Rata-rata beberapa persen per hari harus kembali mengalir ke air laut. Sehingga, fakta bahwa ikan-ikan ini terus terkontaminasi dalam level tinggi, maka menunjukkan sumber pencemaran belum benar-benar berhenti.

Bagi peneliti WHOI, dasar laut menjadi tempat penampungan utama untuk polutan cesium ini. "Anda tahu jenis ikan yang hidup di dasar laut, seperti kepiting, kerang tampaknya akan meningkatkan akumulasi isotop cesium. Karena habitat mereka di dasar laut," ujar Buesseler.

Buesseler juga menegaskan bahwa sebagian besar ikan yang ditangkap di lepas pantai timur laut Jepang layak untuk dikonsumsi manusia. Dan sementara angka 40 persen tangkapan aman di prefektur Fukushima mungkin terdengar mengkhawatirkan. Tetapi jumlah itu sedikit menyesatkan.

April lalu, pemerintah Jepang berusaha memberi batasan kepada masyarakat akan batas maksimum kontaminasi yang diizinkan untuk dikonsumsi. Angka batasan itu menurun. Konsentrasi radioaktif maksimum yang diizinkan dalam ikan dan produk ikan dari 500 bacquerels/kg menjadi 100 Bq/kg basah.

BBC | ISMI WAHID

Berita lain:

Bo Xilai Dicoret dari Keanggotaan di Parlemen

Putin Sebut Media Barat Munafik

Korban Pelecehan Seks Jimmy Savile 300 Orang

Kata Assange, Kini Ia Bak Hidup di Ruang Angkasa  


11.24 | 0 komentar | Read More

Seorang Mahasiswa IAIN Setubuhi pacarnya di Semak-semak

Written By Unknown on Jumat, 26 Oktober 2012 | 11.24

TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Rokib (24), mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya, kelakuannya justru berbanding terbalik dengan tujuan kampusnya.

Rokib kini meringkuk di tahanan Polrestabes Surabaya, karena telah menyetubuhi gadis yang masih di bawah umur.

Bahkan, mahasiswa semester lima jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Dakwah itu telah dua kali melakukan tindakan yang dilarang agama tersebut.

Kanit PPA Polrestabes Surabaya, AKP Suratmi mengatakan, pelaku ini telah dua kali menyetubuhi anak yang masih duduk di bangku SMP, sebanyak dua kali. Keduanya dilakukan di semak-semak di Pantai Kenjeran.

"Dia menyetubuhi pacarnya itu, di semak-semak di Pantai Kenjeran, dan hanya beralaskan jas hujan," kata Suratmi, Kamis (25/10/2012).

Suratmi mengatakan di aksi yang kedua, pelaku tidak mengatakan jika hendak ke Kenjeran.

"Pelaku mengancam tidak akan mengantarkan pulang, jika tidak mau melayani," kata Suratmi.

Namun akhirnya pelaku ditangkap oleh polisi, setelah orangtua korban melaporkan apa yang dilakukan pelaku. Sementara pelaku mengatakan, melakukan hal tersebut karena ingin mengetahui jika pacarnya itu masih perawan atau tidak.

"Saya cuma ingin tahu apakah dia itu masih perawan atau tidak," kata pria asal Ragang, Waru, Pamekasan.


11.24 | 0 komentar | Read More

Angelina Salat Idul Adha di Rutan Pondok Bambu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kendati mendekam di balik tembok tinggi rumah tahanan (rutan), warga binaan Rumah Tahanan Kelas 2A Pondok Bambu tetap khusyuk menjalankan ibadah Salat Idul Adha hari ini, Jumat (26/10/2012).

Di bawah lindungan tenda warna abu-abu, mereka memanjatkan doa di depan Masjid Al Ikhlas, Rutan Kelas 2A Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Tampak di antara mereka Angelina Sondakh, terdakwa kasus suap penganggaran di Kemendiknas dan Kemenpora.

Ada juga Wa Ode Nurhayati, terdakwa kasus penerimaan suap pengalokasian DPID; terdakwa kasus cek pelawat Nunun Nurbaeti; serta Malinda Dee, terdakwa kasus penggelapan dan penipuan nasabah Citibank.

Pantauan Tribun, Angelina duduk di bagian depan. Ia mengenakan baju terusan panjang warna hitam putih, dengan kerudung berwarna hitam.

Adapun yang memimpin Salat Idul Adha di Rutan Pondok Bambu adalah Tubagus Abdurahman, dan sebagai khotib dan imam. (*)


11.24 | 0 komentar | Read More

Angelina Kurbankan Seekor Sapi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angelina Sondakh, terpidana kasus suap penganggaran di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), menyumbang seekor sapi dalam Idul Adha 2012, Jumat (26/10/2012).

"Ibu Angie menyumbang satu ekor sapi," ujar Kepala Rumah Tahanan Kelas 2A Pondok Bambu, Jakarta Timur, Herlim Candrawati.

Berdasarkan pantauan Tribun, Angie duduk di jajaran paling depan saat Salat Idul Adha bersama warga binaan Rutan Pondok Bambu. Ia mengenakan baju terusan berwarna hitam dan putih, dan mengenakan jilbab berwarna hitam.

Ia terlihat sangat khusyuk ketika memanjatkan doa kepada Allah SWT. Sesekali ia terlihat menitikkan air mata, dan menyekanya menggunakan sepucuk tisu.

Sayang, wartawan yang meliput pelaksanaan Salat Idul Adha, tidak diizinkan pihak berwenang Rutan untuk mewawancarai Angelina.

Ketika dikonfirmasi perihal isu bahwa Angelina tengah mengandung, Herlim membantahnya.

"Kemarin kan sudah ditanya langsung. Enggak bener isunya itu, siapa sih yang buat fitnah itu?" katanya.

Selain Angie, tokoh yang menjadi warga binaan Rutan Pondok Bambu lain yang ikut berkurban pada Idul Adha tahun ini adalah terpidana kasus dugaan suap cek perjalanan Nunun Nurbaeti berupa satu ekor kambing.

Terpidana kasus dugaan suap DPID Wa Ode Nurhayati, mengurbankan seekor kambing. Sedangkan terpidana kasus dugaan penggelapan dan penipuan nasabah Citibank Malinda Dee, juga mengurbankan seekor kambing.

Seluruh hewan kurban hasil sumbangan warga binaan Rutan Pondok Bambu, diletakkan di bagian belakang bangunan rutan, yang rencananya akan disembelih hari ini.

"Kami lihat situasinya setelah salat, kalau waktunya bisa, kami potong, kalau sisanya nanti setelah salat," jelas Herlim. (*)


11.24 | 0 komentar | Read More

Peluk Cium Ariel untuk Sari

Written By Unknown on Kamis, 25 Oktober 2012 | 11.24

RT @iko_uwais: Teman-teman, #omgawards menempatkan @THERAIDMOVIE & @iko_uwais sbg nominasi di http://t.co/cnduAZK5 Pilih tiap hari ...
11.24 | 0 komentar | Read More

Dalam Tahanan, Nikita Mirzani Depresi

TEMPO.CO , Jakarta:Pemain film Nikita Mirzani dikabarkan mengalami gangguan psikis selama berada di dalam tahanan Polda Metro Jaya. "(Niki) masih depresi kalau tadi saya liat di dalam," kata Edo, pria yang mengaku sebagai kekasih Niki-- sapaan Nikita di Polda Metro Jaya, Rabu, 24 Oktober 2012,

Menurut Edo, Niki frustasi. Kondisi kesehatannya bermasalah. "Badannya juga masih panas," katanya. Niki sebelumnya sempat dibawa ke RS Polri Kramat Jati karena mengalami gangguan perut. Tapi, baru dua hari dirawat, polisi menjemput Niki untuk dibawa kembali ke Polda.

Niki ditahan di Polda atas laporan penganiayaan berat terhadap Olivia di Kafe Papilion, Kemang, Jakarta, 5 September 2012 lalu. Bintang film Nenek Gayung ini dijerat pasal 351 dan diancam hukuman penjara selama lima tahun.

YAZIR FAROUK

Seleberitas Lainnya

Ketika Ussy Sulistyawati Amit-amit Lihat Suami

Andhika Pratama Kesulitan Akting Juling 

Dua Anak Angelina Jolie Bintangi Film Maleficent

James Franco Kencan dengan Ashley Benson


11.24 | 0 komentar | Read More

Rekan Afriyani "Xenia Maut" Divonis Dua Tahun Penjara

Liputan6.com, Jakarta: Tangis sedih pengunjung mewarnai ruang Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu (24/10), saat sang hakim menyatakan terdakwa Adistina Putri Grani dinyatakan bersalah secara sah mengonsumsi narkoba. Karena kesalahan itu, hakim menjatuhkan vonis selama dua tahun penjara. Putusan ini lebih ringan dari tuntutan jaksa yang menuntut terdakwa dihukum tiga tahun penjara.

Mendengar vonis tersebut, ibu terdakwa langsung jatuh pingsan dan harus dibawa ke luar ruang sidang. Terdakwa yang menyaksikan kesedihan sang ibu akhirnya tak mampu menahan tangis hingga ia pun ikut pingsan.

Adistina adalah rekan Afriyani Susanti, pengemudi "Xenia Maut" yang mengakibatkan tewasnya sembilan orang di Tugu Tani, Jakarta Pusat, akhir Januari lalu. Saat kejadian, Adistina juga ada di dalam mobil tersebut. Afriyani sendiri sudah dijatuhi vonis selama 15 tahun akibat ulahnya yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa [baca: Keluarga Korban Tidak Terima Putusan Hakim ].(ADO)

Baca Yahoo! di ponsel Anda. Klik di sini.


11.24 | 0 komentar | Read More

Hina Khan, Terget Taliban Setelah Malala

Written By Unknown on Rabu, 24 Oktober 2012 | 11.24

TEMPO.CO , Islam Abad:Setelah membidik Malala Yousafzai, Tehrik-e-Taliban Pakistan punya bidikan baru, yaitu Hina Khan. Keluarga gadis berusia 15 tahun itu meminta perlindungan kepada pemerintah Pakistan karena mendapat ancaman akan dibunuh karena mengkritik Taliban, yang tidak membolehkan anak perempuan mendapat pendidikan.

Keluarga Hina Khan mengaku menerima panggilan telepon dari orang yang tidak dikenal. Mereka mengancam akan menjadikan Hina Khan sebagai Malala berikutnya. Al-Jazeera melaporkan, rumah gadis ini di Islamabad, Pakistan, dua hari terakhir, dicoret dengan tanda »X" berwarna merah.

Sama seperti Malala, Hina Khan juga berasal dari Lembah Swat. Hina Khan dan keluarganya pindah ke Islamabad pada 2006 karena merasa terancam.

»Kami terancam kematian selama bertahun-tahun ketika istri saya mulai bicara soal hak perempuan dan perlunya pendidikan bagi anak perempuan," kata Reyatullah Khan, ayah Hina, kepada Dawn.

Ia khawatir putrinya bernasib seperti Malala, yang ditembak di bagian kepala oleh Taliban. Malala kini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Queen Elizabeth, Birmingham, Inggris.

Pejabat polisi Pakistan mencurigai persamaan motif Taliban membidik Hina Khan dan Malala. Keduanya sama-sama menyampaikan secara terbuka kritik terhadap Taliban. Selain itu, Reyatullah mengelola Institut Penelitian dan Advokasi Aryana (AIRRA). Di organisasi nirlaba ini pulalah Zianuddin, ayah Malala, bekerja.

Ibu Hina Khan, Farhat, juga dikenal sebagai pegiat hak perempuan di kawasan Swat.»Kami seperti tahanan di rumah sendiri," kata Reyatullah. »Kami hanya butuh keamanan, tidak ada yang lain."

AL-JAZEERA | DAWN | RAJU FEBRIAN

Berita Terpopuler

Obama Sindir Romney: Saya ke Israel Tak Cari Dana

Ini Jawaban Obama Soal "Tur Minta Maaf"

Thein Sein Mengaku Tak Takut Lagi pada Wartawan 

Isu Luar Negeri Tutup Debat Capres AS

Nasib Obama dan Romney Ditentukan di Debat Final 

Rusia Tuding AS Berstandar Ganda Soal HAM 

Romney Tuding Obama Cuekin Israel dan Polandia

Obama Menang di Debat Terakhir  


11.24 | 0 komentar | Read More

Israel akan Deportasi Aktivis Pro-Palestina

Yang sudah ditunggu-tunggu: iPad mini. Layar 7,9 inci, harga mulai Rp3,1 juta. Apa saja fiturnya? http://t.co/vgExO622
11.24 | 0 komentar | Read More

Pelajar Dalangi Pencurian di Lima Lokasi

 
TRIBUNNEWS.COM BANGKO,  - Polres Merangin berhasil meringkus lima anggota komplotan pencuri dengan pemberatan (curat) yang usianya masih di bawah umur. Dari kelima tersangka, tiga di antaranya masih berstatus sebagai pelajar, dua pelajar SMA dan satu SMP.

Ironisnya, hasil penjualan barang-barang curian diakui para tersangka digunakan untuk bersenang-senang. Namun mereka mengaku bukan untuk mabuk-mabukan, tetapi untuk kesenangan lain seperti bermain di waterboom yang ada di Pamenang.

Mereka adalah He (17), warga Hitam Ulu, Tabir Selatan, JA (16), warga Sungai Tenang, DA (14), warga Jalan Sultan Hasanudin, Pematang Kandis, RK (16), warga Jalan RA Kartini, Pematang Kandis, dan AA (16), warga Jalan Sultan Hasanuddin, Pematang Kandis.

Dari keterangan sementara yang disampaikan para pelaku, mereka telah beraksi di lima lokasi, dua di antaranya di SMAN 1 dan SMAN 6 Merangin. Tiga TKP lainnya, yaitu di Toko Emas, Pasar Bawah, pedagang kaki lima di Pasar Baru, dan satu counter handphone (Hp). Adapun otak pelaku pencurian adalah JA yang mengaku baru dikeluarkan dari sekolah sekitar dua pekan lalu.

Informasi yang diperoleh Tribun, penangkapan berawal dari adanya informasi bahwa ada orang yang akan menjual infocus ke sebuah sekolah yang ada di Kota Bangko. Berdasarkan informasi tersebut, Tim Buser Polres Merangin yang curiga langsung bergerak untuk mencari tahu siapa yang orang yang akan menjual barang tersebut.

Kecurigaan ini muncul, karena sekitar satu bulan lalu, SMAN 1 Merangin kehilangan tiga unit in focus yang ditaruh di dalam lemari kaca. Para pencuri masuk dengan mencongkel jendela ruang guru.
Akhirnya, Senin (22/10), sekitar pukul 17.00, polisi berhasil menangkap JA. Hasil pengembangan dari tersangka JA, polisi mendapati siapa saja yang menjadi komplotannya. Tidak lama berselang, RK pun dicokok petugas disusul He, DA, serta AA.

"Otak pelakunya adalah JA ini. Dari pengakuannya, mereka mencuri di lima lokasi. Tetapi, dugaan kami lokasinya lebih dari itu," ujar Kapolres Merangin, AKBP A Nanan Setyo Utomo melalui Kasat Reskrim, AKP Syamsi Ubai kepada wartawan, Selasa (23/10/2012).

Ia menjelaskan, TKP sekolah, yaitu SMA 6, para pelaku berhasil menggondol enam unit laptop merek Toshiba sementara di SMA 1, berupa tiga unit infocus dan 18 uni Hp. Selanjutnya, di counter HP, berupa satu speaker aktif, satu bungkus memori card, satu unit laptop, dan lima pak rokok. Terakhir, di PKL berhasil membawa kabur satu unit DVD beserta mic.

"Untuk pencuri di toko emas, pelakunya adalah He. Emas itu sudah dijual dan uangnya untuk bersenang-senang," ungkap Syamsi.

"Para pelaku ini selanjutnya kita kenakan pasal 363 KUHP dengan ancaman maksimal 7 tahun penjara," kata Kasat Reskrim.

Tertangkapnya para pelaku kejahatan yang masih di bawah umur ini membuat Syamsi ikut prihatin. Oleh karena itu, ia berharap peran orangtua agar benar-benar mengawasi keberadaan anak- anaknya.

"Kurang kontrolnya orangtua terhadap anak membuat mereka bebas dan bergaul dengan siapa saja dan kemudian berbuat kejahatan," tutur Syamsi.

JA dan RK kepada Tribun mengakui bahwa merekalah yang mencuri tiga unit infocus dan 18 unit Hp dan Blackberry (BB) di SMAN 1 Merangin. Keduanya juga mengaku bahwa mereka juga siswa di sekolah tersebut. Seperti diketahui, Hp dan BB tersebut merupakan hasil razia yang dilakukan guru pada Selasa (18/9) lalu, namun pada pagi harinya sudah raib.

"Yang punya ide maling HP samo infocus itu R (RK. red). Dio yang ngajak ngambiknyo," kata JA yang diamini RK.

Kepala Sekolah SMAN 1, M Hayat yang dikonfirmasi perihal sudah tertangkapnya pelaku pencurian di sekolahnya, bahkan pelakunya tak lain adalah siswanya sendiri, menyatakan mengetahui nama-nama pelaku.

"Memang ada anak kita yang namanya demikian, tapi kami belum lihat wajahnya," ujarnya melalui pesan singkat (sms).

JA yang sempat mengaku sebagai anak seorang Sekcam dan belakangan setelah dicek ternyata bukan, mengatakan, tidak ada motivasi apapun dalam melakukan aksi pencurian.

"Hanya untuk senang-senang saja, tidak ada tujuan lain. Kalau uang, belum banyak dapatnya, karena barang-barang masih banyak yang belum terjual," aku JA kepada Tribun.

Pantauan Tribun, masih ada dua unit infocus, tiga Blackberry, satu unit DVD beserta mic, dan kartu memori Hp. Barang-barang tersebut selanjutnya digunakan sebagai barang bukti.

Hal senada juga dikatakan He. Remaja ini sehari- hari mengaku bekerja sebagai buruh bangunan ini mencuri emas di Pasar Bawah. Uang hasil pencurian emas tersebut selanjutnya digunakan untuk senang-senang.

"Uang untuk foya-foya Bang, tapi bukan untuk mabuk. Sebagian ado jugo yang dikasih ke kawan-kawan," katanya.

Di hadapan petugas, kelima orang pelaku mengaku menyesal atas perbuatan yang telah dilakukan. Setelah diinterogasi wartawan, kelimanya kemudian dibawa ke ruang tahanan Mapolres sambil disuruh membawa barang bukti hasil curian yang belum terjual. (nto)

Baca Juga  :

  • KA Pramkes Terguling

    Gerbong Kereta Sudah Diangkat 7 menit lalu
  • AMCDRR

    Yogyakarta Memiliki Nilai Lokal Kuat 14 menit lalu
  • Warung Kaki Lima Jadi Target Penjambret di Bone 54 me

11.24 | 0 komentar | Read More

Thein Sein Mengaku Tak Takut Lagi pada Wartawan  

Written By Unknown on Selasa, 23 Oktober 2012 | 11.24

TEMPO.CO, Yangoon - Presiden Myanmar Thein Sein mengatakan dirinya telah berhasil mengatasi rasa takutnya pada media. Ia blakblakan menyatakan hal itu dalam acara Hardtalk BBC. Ia mengaku lebih tangguh dari yang diharapkan.

"Pertanyaannya benar-benar sulit. Saya belum pernah mendengar tentang Hardtalk," kata mantan jenderal itu pada wartawan di Naypyidaw ketika ditanya tentang wawancaranya dengan Stephen Sackur, yang disiarkan langsung stasiun BBC. Wawancara itu dilakukan saat ia menghadiri sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa bulan lalu.

Dia mengakui bahwa pemerintah masa lalu sangat takut pada pers, terutama pers asing. "Tapi sekarang saya mendorong mereka (para pejabat dan jajarannya) untuk tidak takut pada media karena saya juga tidak takut," ujarnya, disambut tawa wartawan. "Seperti halnya saya tak takut pada Hardtalk, saya tidak takut yang lain."

Sein menyatakan hal itu kepada wartawan dalam konferensi pers pertamanya sejak menjabat 18 bulan lalu. Thein Sein mengesampingkan pertanyaan dari Sackur tentang apakah dia akan meminta maaf kepada mantan tahanan politik, termasuk peraih penghargaan Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, atas masa-masa represif di masa lalu.

Pemimpin reformis Myanmar ini memenangkan pujian dunia internasional atas apa yang dilakukannya di negeri itu. Barat tengah mempertimbangkan untuk menangguhkan bahkan sepenuhnya mencabut sanksi atas Myanmar.

Rezim juga telah melonggarkan cengkeramannya pada media domestik, dan wartawan asing diizinkan masuk ke negara itu untuk melaporkan perubahan. Namun, sikap reformisnya kerap tak sejalan dengan para bawahannya. Banyak menteri dalam pemerintahan yang kagok, bahkan tetap enggan untuk berbicara dengan pers asing.

REUTERS | TRIP B

Terpopuler:

Miyabi, Dokter Gadungan di 13 Rumah Sakit

Presiden Mauritania Tak Sengaja Tertembak

Norodom Sihanouk Meninggal Jelang Ultah ke-90

Turki Larang Semua Penerbangan Suriah

Tiga Bintang K-Pop Pilihan Kandidat Presiden Korea


11.24 | 0 komentar | Read More

AS Tak Persoalkan Hubungan Militer Myanmar-Korut

TEMPO.CO, Beijing - Amerika Serikat percaya bahwa Myanmar berada di jalur yang tepat terkait hubungan militernya dengan Korea Utara. Mengakhiri hubungan miter itu, kata Reperesentatif AS untuk Kebijakan Korea Utara, Glyn Davies, akan perlu waktu.

Ia berbicara kepada media di Beijing kemarin. Ia menyatakan Washington khawatir tentang hubungan itu dan masalah itu dibesar-besarkan oleh rekan-rekan mereka di Myanmar.

"Saya pikir Myanmar yang ada di jalan yang benar, bahwa mereka telah membuat keputusan strategis untuk secara mendasar mengubah hubungan mereka dengan RDRK dan akhirnya mengakhiri hubungan ini sepenuhnya," kata Davies, dengan menyebut Korut menggunakan nama resmi negara itu, Republik Demokratik Rakyat Korea. "Tapi itu adalah pekerjaan yang masih dalam proses. Mereka memiliki hubungan yang panjang sebelumnya sehingga akan memakan waktu untuk mengakhirinya."

Myanmar mulai melakukan reformasi tahun lalu setelah beberapa dekade mengisolasi diri. Mereka secara bertahap membebaskan tahanan politik, menggelar pemilu, dan melakukan normalisasi hubungan dengan AS yang kini bersiap untuk mencabut sanksi.

Menteri Pertahanan negeri itu mengatakan pada bulan Juni bahwa Myanmar telah meninggalkan penelitian untuk program nuklir yang tidak pernah berkembang lebih jauh dan telah melangkah mundur dari hubungan militer dan politik yang erat dengan Korea Utara.

Berita laporan dua tahun lalu menunjukkan Myanmar telah memperoleh teknologi untuk memperkaya uranium dari Korea Utara bersama dengan bagian untuk program senjata nuklir. Sebuah panel PBB yang memantau kepatuhan terhadap sanksi terhadap Korea Utara juga telah menyelidiki laporan mengenai kemungkinan hal itu sebagai bagian kesepakatan terkait persenjataan antara Pyongyang, Suriah, dan Myanmar. 

REUTERS | TRIP B


11.24 | 0 komentar | Read More

Pilot Pecandu Narkoba, Film Baru Denzel Washington

TEMPO.CO, Los Angeles -Aktor Denzel Washington pernah memainkan berbagai macam karakter di film. Tapi menurut dia, karakter tersulit yang pernah ia mainkan adalah ketika berakting di film Flight. Dalam film ini Denzel berperan sebagai seorang pilot yang kecanduan narkoba tapi menjadi seorang pahlawan setelah melakukan manuver yang menyelamatkan nyawa banyak orang.

"Ini film yang berat untuk dilihat. Menyakitkan," ujar Denzel kepada The Insider, Senin, 22 Oktober 2012. "Butuh banyak waktu bagiku untuk menyesuaikan diri. Sekarang aku ingin melihatnya bersama penonton."

Film Flight bercerita tentang seorang pilot yang berhasil mendaratkan pesawatnya dengan keras dan masih berusaha menyelamatkan beberapa orang. Setelah kecelakaan, ia didaulat menjadi pahlawan. Namun, usai kejadian banyak pertanyaan yang muncul apa dan siapa yang harus bertanggung jawab terhadap kecelakaan tersebut. Sampai akhirnya ia menemukan dirinya menghadapi dakwaan kriminal atas kejadian itu.

Agar karakter yang dimainkan pas, Denzel mengaku melihat refrensi dari beberapa acara sekaligus untuk mengunci emosi dan karakternya. "Semakin banyak yang ingin menolong, sisinya buruknya semakin keluar. Dalam film ini, dia memiliki pikiran yang jernih meski banyak godaan dari rokok, kopi sehingga mempengaruhi dirinya dalam melakukan penerbangan," katanya menceritakan perannya di film tersebut. Flight sendiri rencananya akan diputar perdana pada 2 November dan dibintangi antara lain John Goodman, Don Cheadle, dan Melissa Leo.

DEWI RETNO

Berita Lain:

Tony Scott Minum Obat Anti-depresi Lalu Bunuh Diri 

Katy Perry dan John Mayer Pesta Kostum Drakula 

Ini Peran Kesukaan Titi Qadarsih 

Javier Bardem Menjadi Musuh James Bond


11.24 | 0 komentar | Read More

Pencuri Van Berisi 12 Jenazah Ditangkap

Written By Unknown on Senin, 22 Oktober 2012 | 11.24

Kalah 5 kali dari 8 pertandingan membuat nasib AC Milan terancam turun ke Serie B. Cemas. http://t.co/JPBltKAB
11.24 | 0 komentar | Read More

Tahanan Kabur Tertangkap Saat Menunggu Angkot

TRIBUNNEWS.COM,MEDAN-- Kapolda Sumut Irjen Wisjnu Amat Sastro menegaskan Kapolsekta Medan Area Kompol Sonny W Siregar bersama petugas jaga yang bertugas saat 13 tahanan kabur Sabtu (20/10) malam sudah diproses petugas Propam.

Wisjnu menegaskan Kapolsek Sonny dan sejumlah petugas jaga tersebut dianggap lalai dalam melaksanakan tugasnya, yang berakibat kaburnya tahanan.

"Anggota masih melakukan proses pemeriksaan terhadap Kapolseknya bersama petugas jaga untuk mencari tahu sejauh mana tingkat kelalaian masing-masing," ujarnya usai pelantikan MPW Pemuda Pancasila Sumut, di Lapangan Benteng, Minggu (21/10).

Wijsnu menyebut, empat dari 13 orang tahanan yang kabur sudah berhasil tertangkap kembali. "Empat kan sudah ditangkap lagi. Akan kita cari lagi keberadaan tahanan yang lainnya," kata Wisjnu yang mengenakan kemeja putih biru.

Informasi terakhir, satu tersangka lagi berhasil diamankan. Sehingga jumlahnya jadi lima orang yakni Weldy Azari Harahap, Syahrial Nasution, Raja Muda Nasution, Muhammad Siddik serta Chandra Siagian.

Namun saat disinggung sanksi yang akan dikenakan terhadap Kapolsek Medan Area dan bawahannya, Wisjnu meminta para jurnalis bersabar menunggu proses pemeriksaan mereka.

"Ya sabar lah, ya. Tunggu hasil pemeriksaannya. Kita ini kan aparat negara, apabila lalai, pasti akan diproses. Kita akan lihat dulu sejauh mana tingkat kelalaian itu. Kita juga akan cari tahu dari mana para tahanan mendapatkan gergaji itu," kata Wisjnu.

Jenderal bintang dua ini mengimbau keluarga para tahanan yang masih belum tertangkap, agar menyerahkan tahanan tersebut ke kantor polisi bila mengetahui keberadaannya.

"Kepada keluarga yang bersangkutan untuk mengantarkan kembali para tahanan. Karena bagaimanapun akan tetap kita tangkap, mau kemana mereka?" ujar Wisjnu.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Raden Heru Prakoso menyebut, kepolisian membentuk sembilan tim gabungan berkekuatan 90 personel dari Polsekta Medan Area dan Polresta Medan, yang di-back up Polda Sumut.

Informasi yang dihimpun Tribun, Wendi Azhari Harahap, warga SM Raja diamankan saat menunggu angkot tak jauh dari Polsek Medan Area tepatnya di kawasan Jl Merbabu. Sedangkan Muhammad Sidik, warga Jl Denai Gg Langgar Lingkungan 7 Lorong Makmur No 40 diserahkan oleh pihak keluarganya, yang diantar oleh Kepling Arman ke Mapolsek Medan Area Minggu dini hari pukul 01.15.

Saat bersamaan Syahrial warga Jl Nawi Harahap/Seksama Komplek Pemda Blok H No 177 A diamankan petugas berdasarkan laporan tetangganya.

Selanjutnya Raja Muda Samosir warga Jl Menteng VII Gang Madrasah No 8 diamankan di kediaman kakak iparnya di kawasan Kwala Putri, Perbaungan.
Terakhir Chandra Siagian warga Jl SM Raja ditangkap saat menunggu bus menuju Perbaungan.

Heru mengatakan tahanan lain masih diburu petugas yang sudah berkoordinasi dengan Polres sejajaran Sumut.

Selain Medan dan kediaman masing-masing, kata Heru, pengejaran juga dilakukan sampai ke wilayah perbatasan Sumatera Utara (Sumut). Heru menyebut tahanan kabur dari ruang tahanan Blok C, setelah menggergaji terali besi.

"Mereka memotong terali besi yang ada di kamar mandi Blok C. Jumlah tahanan di blok itu, totalnya ada 23 tahanan," katanya.

Heru belum bisa memastikan berapa lama para tahanan menggergaji besi tersebut sebelum akhirnya melarikan diri. Ia menyebut, anggota Propam sudah memeriksa empat personel yang bertugas saat itu, yakni Aipda A (kepala jaga), Brigadir HB, Briptu Azhar Efendi (petugas piket) dan Aiptu MS (Pawas, termasuk juga Kapolsekta Medan Area Kompol SWR (Sonny W Siregar) serta saksi-saksi lain.

"Sabtu malam, sebelum tahanan kabur, petugas Polsek Medan Area sempat mengecek kelengkapan tahanan yang ada di sel. Selesai pengecekan, tahanan dikembalikan ke sel masing-masing. Di saat itulah mereka melarikan diri," ujar Heru.

Heru mengakui otak pelaku kaburnya tahanan belum berhasil diamankan. Namun, Heru memastikan pihaknya sudah mengantongi identitasnya. "Kami sudah kantongi identitas otak pelaku. Tapi kami belum bisa beberkan sekarang, takut dia kabur lebih jauh," ujarnya.

Dari hasil penyelidikan sementara, kata Heru, dipredikisi kaburnya tahanan ini tidak luput dari bantuan pihak ketiga yang mengantarkan gergaji besi.

"Pasti ada tamu tahanan yang berhasil membawa gergaji besi masuk ke dalam sel. Kemungkinannya begitu. Tapi kami masih butuh waktu untuk mengungkap ini semua. Kami juga sudah mengantongi tamu tahanan mana yang melakukan tindakan nekad itu," kata Heru.

Heru mengatakan, pihaknya belum bisa menentukan nasib Kapolsek Sonny. Bisa saja Kapolsek Medan Area dicopot, namun semua itu tergantung hasil pemeriksaan.
"Kami sudah minta keterangan beliau (Kapolsek). Bagaimanapun Kapolsek paling bertanggungjawab," tegas Heru.

Kasi Propam Polresta Medan AKP Benno P Sidabutar mengaku telah memeriksa lima personel Polsekta Medan Area, termasuk Kapolsek Sonny.

''Sanksinya belum bisa kita pastikan, tapi kalau kau tanya pemindahan tugas, itu tergantung pimpinan sidang nantinya yang menentukan hukumannya," katanya.
Hingga Minggu sore, Kapolsek Sonny belum berhasil dikonfirmasi. Polisi yang berada ruang SPK, mengatakan atasannya sedang berada di lapangan.

"Lagi di lapangan kapolsek sama kanit bang ngejar tahanan lainnya," ujarnya.
Kanit Reskrim Polsek Medan Area AKP J Banjarnahor juga sulit untuk ditemui dan dihubungi. Berkali-kali nomor hapenya dihubungi selalu dalam keadaan sibuk. Ketika berhasil dikonfirmasi, Banjarnahor hanya memberikan keterangan singkat.

"Sudah lima yang diamankan saat ini, kita masih mengejar yang lainnya. Sudah dulu ya kita masih mengejar mereka," katanya.
masih dikejar

Sedangkan tahanan kabur yang masih dalam pengejaran adalah; Beny Syaputra Nasution, Jl Dahlia Pangkalansusu, Langkat (kasus pencurian), Ali Muda Pane, Jl Prima Gg Melur Pasar VII Tengah, Tembung, Percut Seituan (kasus ganja), Ruben Ricardo Gultom, Tangguk Bongkar VIII Blok 3 No 45 C Mandala III Medan Denai (kasus penganiayaan).

Kemudiam, Monang Turnip, Jl Tirto Sari Gg Saudara No 21 Medan Tembung (kasus pencurian), Herianto Sihombing, Jl Elang I No 31 Medan Denai, (kasus pencurian), Agus Salim, Jl Garu I Medan Amplas (kasus ganja), Adnan Nasution, Jl Permasyarakatan Gg Saudara Tanjung Gusta, Medan Helvetia (kasus pencurian), Benny Syaputra, Jl Sutrisno Gg F No 13 Kota Matsum Medan (kasus penipuan dan penggelapan).


11.24 | 0 komentar | Read More

Yordania Gagalkan ‘Rencana Teror’ Terkait Qaeda

Kalah 5 kali dari 8 pertandingan membuat nasib AC Milan terancam turun ke Serie B. Cemas. http://t.co/JPBltKAB
11.24 | 0 komentar | Read More

MA Diminta Tindak Tegas Hakim Pemakai Narkoba

Written By Unknown on Minggu, 21 Oktober 2012 | 11.24

Liputan6.com, Jakarta: Mahkamah Agung (MA) sebagai lembaga peradilan tertinggi diminta mengevaluasi kinerjanya secara total mengingat ada hakim yang memakai narkoba.

"Jangan sampai ada lagi hakim terlibat dalam penyalahgunaan, apalagi peredaran gelap dan produksi narkoba," kata Ketua Umum Garda Muda Nasional (GMN), Kuntum Khairu Basa, di Jakarta, Sabtu (20/10).

Jika masih ada lagi hakim yang memakai, kata Khairu, maka hukumannya harus lebih berat dari warga sipil. Sebab, sudah sepatutnya MA menjaga kredibilitas agar tak ada lagi hakim seperti Puji Wijayanto yang memakai narkoba. "Kok melakukan kejahatan. Maka tidak bisa diampuni, karena apa yang dilakukannya mencoreng hati seluruh rakyat," jelasnya.

Khairu, mengimbau agar hakim yang diketahui terlibat dalam sindikat narkoba maka hakim tersebut harus dihukum mati. "Biar memberi shock therapy bagi hakim dan aparat penegak hukum lainnya," ujarnya.

Pihaknya juga meminta masyarakat untuk ikut memantau penyidikan Hakim PN Bekasi, Puji Wijayanto. Jika dia terbukti sebagai bagian dari sindikat maka pengadilan harus berani memidanakan dengan ancaman maksimal sesuai UU 35/2009. "Harus dihukum mati," tegasnya. (APY/FRD)

Baca Yahoo! di ponsel Anda. Klik di sini.


11.24 | 0 komentar | Read More

Tersangka Korupsi Samosir Meninggal Usai Dibesuk Keluarga

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Asbel Parhusip (55), tersangka kasus dugaan korupsi penyimpangan proyek pembangunan irigasi dan Bendungan Siutolan, Nainggolan, Samosir, meninggal setelah dijenguk keluarganya, Sabtu (20/10/2012).

Asbel sempat dilarikan ke RS Bina Kasih, Medan Sunggal, sekitar pukul 12.20 WIB. Namun, nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal 13.45.

"Diagnosa dokter serangan jantung. Dibawa dari Rutan didampingi dua orang keluarganya tadi siang pada pukul 12.20 WIB dan meninggal pukul 13.45 WIB di RSU Binakasih," ujar Kepala Rutan (Karutan) Tanjung Gusta Medan, Tonny Nainggolan via selularnya.

Kasi Penahanan Rutan Klas I Tanjung Gusta Medan, Jaya Saragih, mengatakan, berdasarkan informasi yang ia peroleh, penyakit jantung tersangka kambuh akibat terbebani pikiran bakal membayar uang pengganti korupsi yang melilitnya.

"Kalau penyakitnya, bukan kapasitas saya, tetapi kronologis yang kita dapat, tersangka masih tahanan jaksa dan ada gejala penyakit jantung," katanya.

Jaya mengakui sebelum kejadian, tersangka dibesuk keluarganya. "Setelah dijenguk itu lah, kumat (jantungnya) dan meninggal di rumah sakit," katanya.

Dokter Sakti, yang menangani pasien di Rutan Tanjung Gusta, mengatakan, berdasarkan informasi dari rekan sekamarnya, tersangka sempat minum cappucino di kamarnya, setelah dibesuk keluarganya.

Ia menduga minuman itulah yang menjadi pemicu jantungnya kambuh. Apalagi tidak ada unsur-unsur kekerasan di badan Asbel.

"Itu lah, kami dapat informasi dia minum cappucino. Kan tidak semua orang cocok minum itu. Tetapi mungkin juga apa yang disampaikan Pak Jaya terkait uang pengganti bisa membebani pikirannya. Selama ini nggak nampak stres dan senyun-senyum aja. Mungkin ditutup-tutupinya," ujarnya.

Apalagi, katanya, Asbel tidak pernah mengeluhkan jantung. ''Paling-paling hanya mengeluh penyakit maag,'' katanya.
Ia pun menceritakan kejadian yang menimpa Asbel tersebut.

"Jam 10 pagi, keluarganya antara lain abang ipar, istri, dan kerabat lain datang menjenguk. Setelah pulang, Asbel kembali ke kamarnya. Di kamarnya, ada yang melaporkan dia sesak nafas dan kejang-kejang. Tim medis langsung memberikan pertolongan pertama seperti pemberian oksigen, sembari mempersiapkan ambulans," katanya.

Setelah menyadari peralatan medis tidak memadai, pihak Rutan dan keluarga sepakat untuk membawanya ke Rumah Sakit Bina Kasih.

"Jam 12 siang tadi kami sama-sama mengantarkannya ke Bina Kasih. Tetapi nyawanya tidak tertolong lagi. Sekitar pukul 13.45 dokter menyatakan Asbel telah meninggal," ungkapnya.

Perawat RSU Bina Kasih mengatakan meninggalnya Asbel murni akibat serangan jantung.

"Tidak ada kok luka atau tanda-tanda kekerasan," ujarnya. Kasi Penkum Kejati Sumut Marcos Simaremare mengatakan berdasarkan informasi yang diperolehnya, Asbel yang selama ini menghuni Blok A-9 ini, terkena serangan jantung.

Setelah tersangka meninggal, maka kasusnya dinyatakan gugur. Penyidik Kejati Sumut telah menetapkan empat tersangka kasus dugaan korupsi penyimpangan proyek pembangunan irigasi dan Bendungan Siutolan, 22 Juli lalu.

Mereka adalah mantan Kadis PU Samosir yang juga adik ipar Bupati Mangindar Simbolon dan kini menjabat Kepala Dinas Tarukim Samosir, Patar Sitorus, Ketua Panitia Lelang yang juga Kabid Realisasi di Dinas PU Kabupaten Samosir Asbel Parhusip (almarhum), Panitia Pelaksana Teknis Kegiatan Mangoloi Sinaga dan rekanan atau pihak ketiga, Melkior Lumbanraja.

Dalam kasus ini sedikitnya 18 orang saksi telah diperiksa dan dimintai keterangan. Adapun penyimpangan yang dilakukan tersangka adalah dengan cara pengurangan volume pekerjaan, di mana saat itu jumlah anggaran yang diperuntukan sekitar Rp 2,5 miliar.

Namun Kejati Sumut masih menunggu hasil audit dari BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan) Sumut untuk mengetahui secara pasti kerugian negara dari dugaan korupsi tersebut.(irf)


11.24 | 0 komentar | Read More

Bandar Narkoba Cari Celah Masuk ke Yogyakarta

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Yoseph Hari W

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Pangsa pasar narkoba di Indonesia, khususnya di Yogyakarta, cukup berpotensi bagi para bandar internasional untuk mengembangkan sayapnya.

Terbukti, sepanjang rentang waktu mulai 2010 sampai 2012, setidaknya berdasarkan catatan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY, telah 7 kali petugas Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah-DI Yogyakarta menangkap penyelundup narkoba di Bandara Adisucipto Yogyakarta.

Angka pengungkapan kasus narkoba di bandara tersebut terbilang tinggi. Artinya, para bandar, betapa pun sulitnya, tetap berupaya mencari celah agar dapat menjangkau pasar di kota pelajar ini.

Bagaimana tidak, masyarakat Yogyakarta yang dominan pelajar dan mahasiswa nampaknya menjadi sasaran empuk.

Direktur Reserse Narkoba Polda DIY, Kombes Pol Widjanarko, mengatakan, keberadaan mahasiswa dan pelajar di Yogyakarta menjadikan kota ini berpotensi sebagai lahan sindikat narkoba.

Selain itu, di Yogyakarta, sebagaimana di Indonesia secara keseluruhan, harga pasaran narkoba lebih tinggi dibanding negara lain di Asia.

Dia tidak menyebut berapa perbandingannya, namun dipastikan pasaran harga narkoba di Malaysia terpaut kalah jauh.

"Angka kasus yang terungkap di bandara saja terbilang tinggi selama ini. Itu kan yang terungkap, belum lagi yang lolos, tidak terungkap," kata Widjanarko.

Terungkapnya penyelundupan narkoba jenis sabu seberat 213 gram dan heroin 1.174 gram di dalam kopor seorang perempuan warga Indonesia, Nur Hayati (43) di Bandara Adisucipto, Senin (15/10/2012) lalu, menurut Widjanarko, tidak lalu membuktikan pengamanan di Yogyakarta sudah rapat atau tanpa celah.

Upaya membentengi tempat-tempat yang menjadi sasaran pengedar, seperti bandara dan Lembaga Pemasyarakatan (LP), harus lebih ditingkatkan.

Dia meyakini, selain ungkap kasus narkoba terakhir di bandara yang dibawa Nur Hayati dalam penerbangannya menggunakan pesawat Air Asia AK 1324 dari Malaysia ke Yogyakarta, besar kemungkinan ada upaya-upaya penyelundupan lainnya yang berhasil lolos dari petugas.


11.24 | 0 komentar | Read More

Lubangi Tembok, Imigran Gelap Kembali Kabur

Written By Unknown on Sabtu, 20 Oktober 2012 | 11.24

TRIBUNNEWS.COM,PASURUAN- Imigran gelap kembali membuat repot aparat penegak hukum di Indonesia, setelah beberapa imigran gelap berhasil kabur saat sedang diperiksa dikantor Imigrasi kelas I Malang dan berhasil diamankan dari sebuah Vila di kota Batu.

Kini Imigran yang berada di Rumah Detensi Imigrasi,Surabaya di Raci-Bangil Kabupaten Pasuruan kembali melarikan diri.Menurut Wahyu triwibowo,Kasubsi Ketertiban dan Keamanan Rudenim mengatakan sekitar 7 orang Deteni(sebutan bagi penghuni Rudenim) melarikan diri Jum'at(19/10/2012) dinihari.

"Para imigran gelap yang kabur tersebut berasal dari Afghanistan, mereka melarikan diri dengan cara melubangi tembok kamar tahanan lalu memanjat tembok pagar pembatas menggunakan tangga," ujar Wahyu.

Petugas mengetahui kaburnya para imigran tersebut sekitar pukul 5 pagi tadi, mereka adalah 7 dari 10 orang imigran gelap yang dikirim dari Sidoarjo pada 10 Oktober lalu.Selama ini mereka ditempatkan dalam kamar A4,yang sedang dalam proses renovasi karena sering dirusak oleh para imigran gelap yang akan melarikan diri.

Menurut Wahyu saat ini jumlah imigran gelap di Rudenim Raci-Bangil berjumlah 51 orang,meskipun beberapa kamar dan bangunan masih dalam tahap renovasi namun karena banyaknya imigran gelap yang berhasil diamankan oleh aparat maka mau tidak mau pihaknya harus menempatkan mereka di kamar yang masih direnovasi.

Kronologis pelarian para imigran gelap tersebut adalah,ketika malam tiba dan para Deteni harus masuk kedalam kamar tahanan masing-masing. Saat penjagaan dirasa lengah mereka mulai melubangi tembok untuk dapat keluar kamar,setelah berhasil keluar kamar,ke-tujuh imigran bandel tersebut lalu menggunakan tangga untuk memanjat tembok pagar pembatas setinggi 7 meter.

Ke tujuh imigran gelap tersebut berhasil mendapatkan tangga karena memanfaatkan tangga milik tukang bangunan yang sedang melakukan renovasi bangunan di Rudenim.

Kejadian kaburnya para imigran bukan hanya terjadi dalam hitungan jari namun telah berkali-kali dan semua itu karena kurangnya pengawasan karena jumlah personil di Rudenim sangatlah kurang dan tidak sesuai dengan jumlah imigran gelap yang harus di tangani.

Mengantisipasi kaburnya para imigran gelap kembali kini pihak Rudenim mempercepat proses renovasi dan meminta bantuan aparat Polres Pasuruan untuk penjagaan.

Jawa

  • Gangguan Jiwa Kambuh, Karminto Bakar Rumahnya Sendiri
  • Gara-gara Banyak PR, Bunga Hamil Dua Bulan
  • Warga Dilarang Mandi, PDAM akan Matikan Air
  • Ditentang Ulama, Karapan Sapi Piala Presiden Tetap Digelar
  • Ini Kronologi Perkelahian Mahasiswa Papua di Bandung

11.24 | 0 komentar | Read More

Pesan Jenny Cortez untuk Nikita Mirzani

TEMPO.CO, Jakarta--Pemain film Jenny Cortez punya pesan khusus untuk Nikita Mirzani yang tengah berada di tahanan Polda Metro Jaya. "Kita sebagai publik figur jangan sok jagoan. Jangan kayak preman pasar," kata Jenny saat dihubungi, Jumat, 19 Oktober 2012.

Jenny dan Nikita memang memiliki hubungan yang buruk sejak lama. Konflik mereka bermula saat keduanya saling menyerang lewat akun twitter masing-masing yang kemudian diketahui orang banyak.

Bintang film Air Terjun Pengantin ini berharap, kasus penganiayaan yang menimpa Niki bisa menjadi pelajaran berarti. Setidaknya, kata dia, Niki lebih bisa mengontrol emosi. "Karena kasian juga anaknya," katanya.

Sebagai musuh bebuyutan, Jenny juga bersyukur atas ditahannya Niki. "Dengan begitu banyak pelajaran yang bisa dia (Niki) petik. Biar enggak arogan lagi deh," ujar artis spesialis film horor ini.

Niki ditahan atas kasus penganiayaan berat terhadap Olivia di Kafe Papilion, Kemang, Jakarta, 5 September 2012 lalu. Ia dijerat pasal 351 dan diancam hukuman penjara selama lima tahun.

YAZIR FAROUK

Baca juga:

90 Artis Akan Meriahkan JakJazz 2012

JakJazz 2012 Targetkan Raup 50 Ribu Penonton dalam 3 Hari

Musikus Asing Menunggu Undangan ke Indonesia

JakJazz 2012 Diharapkan Segemilang JakJazz 1988

Yuk Nonton Film Dokumenter Hiphop Indonesia


11.24 | 0 komentar | Read More

Kisah Memey 5: Polisi dan Pelanggan Baik Hati

TEMPO.CO, Wina -- Rumah penampungan para perempuan korban trafficking pernah digeruduk polisi Malaysia, dan para penghuninya ditangkap. Belakangan mereka dilepas lagi dan kembali beroperasi.

Menurut Memey, penggerebekan berawal dari kaburnya seorang penghuni yang kemudian melapor ke polisi. "Saya tidak ditangkap polisi karena kebetulan sedang ada pelanggan," kata Memey di kantor PBB Wina, Austria, Rabu lalu, 17 Oktober 2012. (Klik beritanya: TKI Korban Trafficking Bersaksi di PBB).

Memey mengaku tidak ingat nama rekannya yang berhasil kabur itu. Usaha rekannya itu membuahkan hasil: seluruh isi penampungan kosong. Oleh komplotan, Memey kemudian ditransfer ke tempat penampungan lain. "Ternyata mereka punya beberapa tempat penampungan," kata Memey.

Rekan-rekan Memey yang ditangkap baru dilepas sekitar dua hingga tiga pekan kemudian. "Bos besar turun tangan mengurus," kata Memey tanpa memerinci siapa bos besar yang dimaksud. Menurut dia, jenjang di dunia mafia perdagangan manusia tersusun rapi. Yang sehari-hari menjaga mereka hanya lapisan terbawah.

Memey sendiri mengakui tak pernah berusaha kabur karena punya strategi berbeda. "Strategi saya adalah menangis depan pelanggan dan memohon untuk membebaskan saya," kata dia.

Akhirnya, cara itu berbuah hasil. Salah seorang pelanggan Memey iba dan kerap mem-booking atau membawa Memey keluar dari penampungan. Sesampainya di hotel, si pelanggan meminta Memey beristirahat. "Dia tak menyentuh saya. Bahkan saya dilayani dan dibelikan makanan," kata Memey.

Hingga pada suatu waktu, si pelanggan yang baik hati ini memberikan sebuah telepon seluler kepada Memey. "Siapa tahu nanti berguna untuk hubungi keluarga atau siapa pun," kata Memey menirukan ucapan si pelanggan.

Selain si teman yang berusaha kabur dan melapor polisi, ada beberapa cerita lainnya seputar usaha kabur para korban trafficking ini. Ikuti di "Telepon Seluler yang Membebaskan".

TITO SIANIPAR (Wina)

Sebelumnya:

Kisah Memey 1: Korban Trafficking Tampil di PBB

Kisah Memey 2: Dari Pasar Secang Hingga Singapura

Kisah Memey 3: Tawaran Kilat nan Menggiurkan

Kisah Memey 4: Saya Dijual Setelah Didandani

Selanjutnya:

Kisah Memey 6: Telepon Seluler yang Membebaskan

Kisah Memey 7: Hidup Baru dengan HIV


11.24 | 0 komentar | Read More

Peneror 'Bom' Lion Air di Bandara Yogya Ditangkap  

Written By Unknown on Jumat, 19 Oktober 2012 | 11.24

TEMPO.CO, Yogyakarta - Polisi menangkap orang yang diduga melakukan teror melalui informasi tentang adanya bom melalui telepon kepada petugas maskapai penerbangan Lion Air di Yogyakarta. AGS, 48 tahun, ditangkap di rumahnya di Jalan Imam Bonjol, Denpasar, Bali, pada Rabu, 17 Oktober 2012, pukul 22.15 WIB. AGS adalah warga negara Italia yang sudah tinggal di Denpasar selama 10 tahun.

Lelaki pelukis ini tinggal bersama istrinya, warga negara Indonesia asal Surakarta, bernama Umaya. "Tim kami melacak melalui telepon yang digunakannya saat menelepon ke maskapai," kata Direktur Kriminal Umum Kepolisian Daerah DIY, Komisaris Besar Polisi Kris Erlangga, ketika ditemui di Markas Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis, 18 Oktober 2012.

AGS menelepon kepada operator Lion Air yang bernama Yuli pada 14 Oktober malam lalu. AGS mengabarkan bahwa di dalam pesawat Lion JT 568 yang baru mendarat di Bandar Udara Adi Sutjipto dari Bandara Soekarno-Hatta itu ada bahan peledak. Pesawat tersebut mendarat di Adi Sutjipto pada pukul 20.14 WIB. Tapi, setelah pesawat dan kawasan Bandara Adi Sutjipto disisir tim penjinak bom dari Brigadir Mobil Polda DIY, ternyata tidak ditemukan bahan peledak yang ia maksud. »Terduga membantah telah menyebutkan ada bahan peledak. Kami sedang menyelidiki motif terduga melakukan itu," kata Kris.

Namun, berdasarkan hasil penyelidikan awal, kasus ini bermula dari Umaya yang tidak bisa melakukan check-in dengan Lion untuk melakukan penerbangan dari Yogyakarta menuju Denpasar. Umaya seharusnya berangkat pukul 19.30 WIB, tapi dia baru check-in pukul 20.30 WIB. AGS lalu menelepon operator Lion untuk meminta agar istrinya bisa melakukan check-in untuk penerbangan berikutnya. »Apalagi, menurut AGS, istrinya hanya membawa tas kecil yang tidak berisi bahan berbahaya. Nah, kata-kata itu yang harus kami pastikan ada kesalahpahaman atau kesengajaan untuk mengancam," kata Kris.

Belum ada penetapan status tersangka kepada AGS. Sedangkan istrinya hanya sebagai saksi. Proses penyelidikan masih berlangsung di Unit Kejahatan dan Kekerasan Polda DIY. AGS yang berperawakan tinggi-besar dan tambun itu tampak tenang saat menjalani penyelidikan oleh penyidik. Dia tiba di Yogyakarta pada pukul 10.40 WIB dengan pengawalan tim Polda DIY menggunakan penerbangan Lion Air JT 569.

AGS yang mengenakan kaus biru muda bertuliskan »Italia" itu tidak diborgol selama perjalanan dari Denpasar ke Yogyakarta. Dia didampingi Umaya yang mengenakan kaus berwarna merah muda dan celana panjang ketat warga ungu. »Nanti saja, kami akan gelar jumpa pers," kata AGS saat sejumlah wartawan mengambil gambarnya ketika ia menjalani pemeriksaan.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita Terpopuler

Presiden SBY Hadiri Acara Seabad Gereja Manggarai

Kronologi Dugaan Pembunuhan oleh 2 WNI di Malaysia

Hari Ini Polri Serahkan Berkas Kasus Simulator?

Proyek Angie Usulan Komisi Olahraga DPR

PDIP Tak Mau Ada "Penumpang Gelap" di Jawa Barat

E-KTP Seumur Hidup Bikin Irit Rp 4 Triliun Setahun


11.24 | 0 komentar | Read More

Mobil Polisi Afsel Dicuri saat Petugas ke Toilet

Mahasiswa Universitas Pamulang bentrok berdarah versus polisi. Komentar rektor: "Namanya juga anak-anak." http://t.co/RoY8LMaD
11.24 | 0 komentar | Read More

Kepala Pelayan Vatikan Ambil Foto dan Video Paus Benediktus XVI

Mahasiswa Universitas Pamulang bentrok berdarah versus polisi. Komentar rektor: "Namanya juga anak-anak." http://t.co/RoY8LMaD
11.24 | 0 komentar | Read More

Cari Tambahan, Pak Guru Jualan Minuman Keras

Written By Unknown on Kamis, 18 Oktober 2012 | 11.24

TEMPO.CO , Jepara - Imam S, 42 tahun, salah seorang guru Sekolah Dasar Negeri di Desa Ujung Watu, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara, ditangkap satuan Polisi Pamong Praja dalam operasi minuman keras, Selasa 16 Oktober 2012.

Pada Mei lalu, Imam pernah dua kali terkena razia dengan kasus yang sama: menjual minuman keras. Tapi pihak aparat satuan Polisi Pamong Praja membebaskannya.

Saat itu, Imam beralasan terpaksa menjual minuman keras demi mencari tambahan penghasilan karena belum memperoleh tunjangan sertifikasi. "Tapi kali ini kami proses dan kami laporkan ke instansinya agar mendapatkan tindakan," kata Pujo Prasetyo, Kepala Seksi Penegakan Perundangan Satpol PP Kabupaten Jepara, Rabu 17 Oktober 2012.

Usaha menjual minuman keras oplosan itu dilakukan Imam seusai mengajar. Ketika tertangkap kemarin, puluhan jerigen berisi minuman keras oplosan disembunyikan di rumah tetangganya Kasran. "Ada 10 jerigen berisi 35 liter minuman keras oplosan yang kami jadikan barang bukti," kata Pujo.

Selain itu, Satpol PP juga menyita 24 liter minuman keras oplosan yang sudah dikemas dalam 24 bungkus plastik berisi satu liter. "Saya siap menerima tindakan dari atasan kami. Menjual miras untuk mencari tambahan penghasilan," kata Imam, ayah tiga anak ini.

Satuan Polisi Pamong Praja Jepara gencar melakukan razia minuman keras karena baru-baru ini menangkap basah sejumlah pelajar SMA yang menenggak minuman keras oplosan. Dari hasil mengusutannya, para pelajar itu mendapatkan minuman keras dari warung di Jepara bagian utara.

Selain menangkap Imam, Polisi Pamong Praja juga merazia minuman kerasa dari rumah Pani, warga Dukuh Duren, Desa Tubanan, Kecamatan Kembang. Dari rumah Pani, petugas menyita 15 botol berisi masing- masing 1,5 liter miras yang dioplos gingseng.

BANDELAN AMARUDIN

Berita terpopuler lainnya:

Novi Akan Tuntut Penyebar Foto Syur  

Panglima TNI Bela Anak Buahnya yang Pukul Wartawan 

Penyebab Novi Lepas Baju di Mobil Versi Psikiater 

Pagi Ini, Jokowi Nempel SBY di Kemayoran 

Seperti Apa Impian Jokowi Soal Metromini?

Dua Polisi yang Hilang di Poso Ditemukan Tewas


11.24 | 0 komentar | Read More

Polri Selidiki Kematian Anggotannya di Poso

Liputan6, Jakarta: Mabes Polri masih menyelidiki pelaku pembunuhan terhadap dua anggotanya yang hilang di Poso, Sulawesi Tengah beberapa hari lalu.

Menurut Kapolri Jenderal Timur Pradopo, hasil proses otopsi yang dilakukan terhadap jenazah Bripka Anumerta Sudirman dan Brigadir Anumerta Andi Sappa masih terus dikembangkan untuk mengetahui penyebab kematian secara pasti.

"Untuk penyelidikan sendiri semua sudah dalam posisi. Kita tunggu hasilnya," kata Timur usai acara penganugrahan Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama untuk kepala kepolisian negara Brunei Darussalam dan Selandia Baru di Jakarta, Rabu (17/10) malam.

Ketika disinggung apakah pembunuhan dua anggota Polri yang sebelumnya dikabarkan hilang itu merupakan ulah jaringan Islam radikal Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) yang berbasis di Poso, Timur enggan berkomentar lebih jauh. Menurutnya, semua itu akan diketahui melalui hasil penyelidikan pihaknya.

"Kita masih dalam proses evaluasi terus menerus. Kita tunggu hasilnya," tegas Timur.

Seperti diberitakan, Bripka Anumerta Sudirman anggota Polsek Pesisir Polres Poso dan Brigadir Anumerta Andi Sappa anggota Buser Polres Poso menghilang sejak 8 Oktober lalu. Mereka ditemukan tewas pada Selasa (16/10) kemarin dengan kondisi terkubur dalam satu lubang di hutan Gunung Potong, Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Poso. (ARI)

Baca Yahoo! di ponsel Anda. Klik di sini.


11.24 | 0 komentar | Read More

Al Chaidar: Kelompok Mujahidin Tantang Densus

TEMPO.CO , Jakarta: Pengamat terorisme Al Chaidar menduga pelaku pembunuhan dua anggota Kepolisian Sektor Poso Pesisir adalah kelompok teroris pimpinan Abu Wardah alias Santoso alias Abu Yahya. Al Chaidar yakin surat tantangan dari Komandan Mujahidin Indonesia Timur untuk perang terbuka dengan Detasemen Khusus Antiteror 88 asli.

"Itu bukan hoax, mereka memang menantang Densus," kata Al Chaidar, Rabu, 17 Oktober 2012. Dalam surat yang beredar di internet, Komandan Mojahidin Indonesia Timur Syaikh Abu Wardah alias Santoso menantang Densus 88 untuk perang terbuka. Surat itu disampaikan dalam tiga bahasa.

Al Chaidar menyatakan polisi memang dijadikan target kelompok teroris ini. Beberapa kali anggota kelompok ini tewas ditembak dan ditangkap Detasemen Khusus Antiteror 88. Akibatnya, muncul dendam untuk membalas.

Bagi kelompok itu, menurut Al, polisi khususnya Densus 88 sudah beraksi kelewatan dan perlu dihentikan dengan sebuah perlawanan. Kelompok teroris ini memang secara khusus mengincar polisi seperti yang pernah terjadi dalam penyerangan pos polisi dan penembakan polisi di Poso.

Dua anggota Polsek Poso Pesisir, Brigadir Sudirman dan Brigadir Satu Andi Sapa, menghilang sejak 8 Oktober 2012. Polisi dan keluarga kehilangan komunikasi saat keduanya sedang melaksanakan giat Pulbaket ke Desa Taman Jeka, Poso, yang diduga sebagai basis Jamaah Anshorut Tauhid pimpinan buron Santoso, sekitar Gunung Potong.

Pencarian juga dilakukan sejak 10 Oktober lalu bersama beberapa tim seperti Danrem, Detasemen Khusus Anti Teror 88, Brigadir Mobil, tim Penjinak Bahan Peledak, dan Pemerintah Daerah Poso. Operasi penyisiran dengan sandi Sadar Maleo ini menemukan hasil pada 16 Oktober 2012, ketika dua mayat anggota polri tersebut ditemukan dalam sebuah lubang di pinggir desa. Keduanya dibunuh dengan kejam.

FRANSISCO ROSARIANS

Berita lain:

Kronologi Anggota TNI AU Pukul Wartawan

Jaringan JAT Dituduh Culik Polisi di Poso 

Tersangka Baru Hambalang, Busyro-Samad Berbantahan 

Polisi Gelar Operasi Besar-besaran di Poso 

Seratusan Wartawan Protes Kekerasan oleh TNI  


11.24 | 0 komentar | Read More

BC Sumut Tangkap Kapal Bermuatan Pakaian Bekas

Written By Unknown on Rabu, 17 Oktober 2012 | 11.24

Medan (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Sumatera Utara berhasil menangkap satu kapal kayu bermuatan ribuan pakaian bekas di perairan Kabupaten Asahan.

"Kapal berisi lebih dari 400 bal pakaian tersebut ditangkap saat hendak memasuki kawasan Pantai Pematang Sungai Baru, Kabupaten Asahan, Senin (15/10)," kata Kepala Seksi Intelijen Kanwil Direktorat Jenderal Bea Cukai Sumatera Utara Goodman P Purba di Medan, Selasa.

Ia menjelaskan, barang bukti berupa kapal berikut ratusan bal pakaian bekas itu saat ini diamankan di Dermaga Bea Cukai Belawan, Medan.

Saat petugas Bea Cukai hendak melakukan penangkapan, di atas kapal tidak ditemukan baik nakhoda maupun anak buah kapal.

Nakhoda bersama anak buah Kapal Motor (KM) Rezeki Karya II GT 29 bernomor lambung 240 tersebut dipastikan telah melarikan diri, beberapa saat sebelum dipergoki petugas patroli Bea Cukai.

"Dari dalam kapal juga tidak ditemukan dokumen kelengkapan kapal," ujar Goodman.

Namun demikian, pihaknya akan terus berupaya mengembangkan penyelidikan kasus dugaan penyelundupan pakaian bekas yang diperkirakan diangkut KM Rezeki Karya dari Malaysia itu.

Proses pengembangan penyelidikan akan berlangsung selama 60 hari.

Jika setelah 60 hari tersangka penyelundupan pakaian bekas impor itu tidak ditemukan, pihaknya akan menetapkan kapal dan seluruh isinya sebagai barang bukti yang disita oleh negara.

Selanjutnya, kata dia, seluruh pakaian bekas tersebut akan dimusnahkan.

Tindakan memasok pakaian bekas dari luar negeri merupakan pelanggaran terhadap ketentuan umum impor, sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 640/MPP/Kep/9/2002.

Dia menyebutkan, sejak Januari 2012 hingga saat ini Kanwil DJBC Sumut sudah 14 kali menggagalkan praktik penyelundupan pakaian bekas impor.

"Kami akan terus berupaya memperketat pengawasan terhadap kemungkinan masuknya pakaian bekas asal luar negeri ke Sumatera Utara," ujar Goodman. (tp)


11.24 | 0 komentar | Read More

MA Benarkan BNN Tangkap Hakim Narkoba

Liputan6.com, Jakarta: Ketua Muda Pidana Khusus Mahkamah Agung (MA) Djoko Sarwoko mengungkapkan hakim narkoba berinisial PW ditangkap Badan Narkotika Nasional (BNN) pukul 05.00 WIB, di Jalan Hayam wuruk, Jakarta Barat. Saat ini hakim narkoba tersebut tengah diperiksa di BNN.

"Melanggar aturan harus dikasih sanksi tegas. Itu (PW) belum lama di Bekasi. Sebelumnya di Papua, Yogya, Sabang. Kedudukan di PN Bekasi sudah tinggi itu," kata Djoko saat dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu (17/10).

Ia menegaskan, pihaknya akan memberhentikan hakim narkoba bila terbukti melakukann tindak pidana. "Kalau sudah tersangka akan diberhentikan sementara dan tidak dapat remunerasi. Saat sidang terbukti melakukan pidana, nanti akan diberhentikan dengan tidak hormat," tegas Djoko. Seperti diketahui, seorang hakim yang diduga bertugas di Pengadilan Negeri (PN) Bekasi ditangkap BNN karena kedapatan membawa Narkoba. (FRD/ANT)

Baca Yahoo! di ponsel Anda. Klik di sini.


11.24 | 0 komentar | Read More

Pakar: Hukuman Mati Pantas untuk Gembong Narkoba

Semarang (ANTARA) - Pakar hukum pidana Universitas Diponegoro Semarang Prof Nyoman Sarikat Putrajaya menilai ancaman hukuman mati pada pengedar, terutama gembong narkoba pantas diberikan.

"Ancaman hukuman mati kepada gembong narkoba ini untuk memberikan efek jera agar orang lain takut berbuat serupa," katanya di Semarang, Rabu, menanggapi pro-kontrahukuman mati untuk gembong narkoba.

Menurut dia, Undang-Undang Nomor 35/2009 tentang Narkotika pun telah mengatur ancaman hukuman mati bagi pengedar narkoba untuk golongan I dan II, sementara untuk golongan III tidak diatur pidana mati.

Guru Besar Fakultas Hukum Undip itu menjelaskan hukuman mati untuk gembong narkoba diberikan untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat agar mereka tidak melakukan balas dendam kepada si pelaku.

"Dampak perbuatan yang dilakukan gembong narkoba kan merusak generasi muda. Karena itu, vonis hukuman mati diserahkan kepada hakim yang akan mempertimbangkan secara matang sebelum memutuskan," katanya.

Nyoman mengingatkan bahwa pidana mati juga pernah dimohonkan untuk uji materiil ke Mahkamah Konstitusi dan MK berpendapat pidana mati tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Ia mengatakan perlu pembedaan antara pengedar dan gembong narkoba dengan penyalahguna sebagai korban, sebab penyalahguna narkoba sesuai UU Narkotika lebih ditekankan untuk mendapatkan upaya rehabilitasi.

"UU Narkotika lebih memberikan perlindungan kepada penyalahguna narkoba sebagai korban. Mereka (penyalahguna, red.) berhak mendapatkan proses rehabilitasi, baik secara medis maupun sosial," katanya.

Bahkan, kata dia, pecandu dan penyalahguna narkoba diwajibkan untuk melaporkan diri ke pihak berwajib untuk selanjutnya mendapatkan proses rehabilitasi, termasuk orang tua yang memiliki anak pecandu.

Berkaitan dengan hukuman mati, ia mengatakan selama ini diberikan untuk kasus pidana berat, terorisme, dan narkoba. Untuk koruptor sebenarnya juga diatur, tetapi belum pernah ada yang divonis mati.

"Sudah banyak vonis mati yang diberikan pengadilan selama ini. Meski praktik selama ini belum seluruh terpidana mati menjalani eksekusi, bahkan ada yang menunggu sampai 15 tahun sebelum dieksekusi," katanya.

Memang tidak ada ketentuan yang mengatur batas waktu pelaksanaan eksekusi bagi terpidana yang sudah divonis mati oleh pengadilan, kata Nyoman, dan pelaksanaan eksekusinya menunggu persetujuan Presiden.(rr)


11.24 | 0 komentar | Read More

3 Perwira Menengah Polda Sumut Ditangkap Main Joker

Written By Unknown on Selasa, 16 Oktober 2012 | 11.24

Laporan Wartawan Tribun Medan, Feriansyah Nasution

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Tujuh anggota polisi, enam di antaranya bertugas di Polda Sumut dan satu personel bertugas di Polres Dairi, ditangkap petugas gabungan Reskrim dan Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sumut, Senin (15/10/2012) sore di salah satu cafe yang tidak jauh dari Mapolda Sumut.

Saat diamankan, ketujuh polisi tersebut sedang asyik bermain kartu joker leng pada saat jam kerja.

Dari ketujuh anggota itu, tiga di antaranya merupakan perwira menengah (pamen) yang bertugas di Polda Sumut.

"Enam orang bertugas di Polda Sumut dan satu di Polres Dairi. Ya, tiga di antaranya merupakan pamen (perwira menengah) bertugas di Polda Sumut," kata Kabid Propam Polda Sumut, Kombes Pol Iwan Prasodjo saat dikonfirmasi wartawan usai menginterogasi ketujuh personel di ruang rapat lantai II Ditreskrimum Polda Sumut, Senin (15/10) petang.

Disebutkan Iwan, enam personel tersebut bertugas di Direktorat Resnarkoba, Direktorat Pamovit, Direktorat Sabara, Direktorat Reskrimum Polda Sumut, dan anggota Polres Dairi. Namun, Iwan enggan menjabarkan identitas ketujuhnya.

"Masih kita proses. Kesalahannya saat jam dinas mereka asyik main kartu joker. Sanksi disiplinnya jelas akan diproses. Kita masih periksa mana yang hanya menonton dan mana yang sedang bermain kartu," ujarnya.

Sementara, terkait ancaman pidananya, Iwan menyebut akan diproses Ditreskrimum Polda Sumut.

"Kita disiplinnya saja, kalau proses pidananya Serse," ujar Iwan sembari berlalu.

Sedangkan, Kasubdit III/Umum Ditreskrimum Polda Sumut AKBP Andry Setiawan saat dimintai keterangannya, belum mau berkomentar. Kepada wartawan, ia mengatakan bukan timnya yang melakukan penangkapan itu.

Senada, Kasubdit II/Harda Tahbang AKBP Rudi Rifani yang keluar dari ruang rapat tempat diperiksanya ketujuh anggota polisi itu juga enggan memberikan penjelasan.

Rudi hanya tersenyum-senyum sambil berlalu saat diminta penjelasan penangkapan tersebut.


11.24 | 0 komentar | Read More

Reni Sang Perampok BRI Muara Bulian Dapat Jatah Rp 640 Juta

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Suang Sitanggang

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Rendi Saputra alias Reni (27), satu di antara eksekutor perampokan uang BRI Cabang Muara Bulian senilai Rp 2 miliar, yang ditangkap di Kabupaten Banyuasin, Sabtu (13/10/2012) malam, kini telah 'menginap' di Polres Batanghari.

Kanit Pidum Polres Batanghari, Iptu Edi Yanuar dan anggota buser yang menangkapnya, dibantu Polsek Rambutan Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, membawa Reni berikut barang bukti.

Mobil Avanza keluaran baru yang masih menggunakan plat profit dan sertifikat kebun adalah beberapa di antaranya.

"Tersangka ditangkap di rumahnya. Dia sempat melarikan diri saat melihat kedatangan polisi," ungkap Kapolres Batanghari, AKBP Robert A Sormin, saat menggelar jumpa pers di Mapolres Batanghari, Senin (15/10/2012). Kapolres menyebut Reni mendapat bagian sekitar Rp 640 juta dari hasil rampokan tersebut.

Informasi dari anggota, saat polisi tiba, tersangka sedang duduk santai di depan rumahnya. Merasa ada yang ingin menangkapnya, Reni langsung lari ke belakang rumahnya. Setelah lari beberapa ratus meter, polisi menembak kaki Reni supaya tidak lolos.

Reni merupakan tersangka keempat yang ditangkap, setelah sebelumnya berhasil menangkap Bambang di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, serta Kusnadi dan Binasri alias Yono yang ditangkap di Batanghari. Dua nama terakhir ditangkap beberapa hari setelah terjadinya perampokan di Panerokan, Rabu (15/10/2012).

Kepada Tribun Jambi (Tribun Network), Reni tidak menampik dirinya terlibat aksi perampokan itu. Dia mengaku, saat melakukan aksi itu, dia menggunakan senjata api laras pendek.

"Senjata itu saya beli Rp 3,5 juta," ungkap Reni. Dia menyebut senjata itu merupakan rakitan, dibelinya dari seseorang di daerah Sumatera Selatan.

Senjata api tersebut tidak dibawanya pulang. "Senjata saya tanam, agak jauh dari lokasi perampokan, takut ada razia atau yang lainnya," ucapnya.

Bambang alias Darwanto, tersangka yang ditangkap di Asahan, warga Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi itu, juga mengaku membawa senjata api saat melakukan perampokan di siang bolong itu. "Saya buang (senjatanya)," ujar Bambang.

Saat ditanya hasil rampokannya, Reni mengaku mendapatkan sekitar Rp 640 juta. Sisanya, ungkap pria berbadan tinggi itu, untuk Bambang, dan sebagian lagi dibawa oleh temannya yang lain, yang sampai kini masih dalam pencarian.

"Uang jatah saya sudah saya belikan mobil baru dan kebun," kata Reni.

Mobil tersebut dibelinya adalah Avanza Silver seri G, dari sebuah diler mobil di Kota Jambi.

"Saya beli cash, sekitar Rp 200 juta," ungkapnya.

Dia cukup cerdik, mobil itu tidak mengatasnamakan dirinya, tapi atas nama seorang saudaranya, yang tinggal di Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pembagian uang hasil rampokan itu dilakukan di rumahnya. Kusnadi dan Yono, menurut Reni juga mendapat jatah.

Baca Juga:

  • Ibadah Haji 2012

    130 Calon Jamaah Haji Asal Solok Bertolak ke Tanah Suci 
  • Hubungan Spanduk dan Angin Kencang 
  • 3 Perwira Menengah Polda Sumut Ditangkap Main Joker
  • Sindikat Perampas Motor Sidoarjo Diringkus

11.24 | 0 komentar | Read More

Duet Zimbabwe yang Tertangkap Diinapkan di Kejari  

TEMPO.CO, Jakarta - Dua warga negara Zimbabwe, terpidana Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan yang kabur seusai sidang vonis, akan diinapkan terlebih dulu di rumah tahanan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan setibanya di Jakarta. Setelah itu, keduanya akan dieksekusi ke Lembaga Pemasyarakatan Salemba, Jakarta Pusat, hari ini.

Mzyece Isililo alias Black Sky dan Mickelson Inzagi Joe alias Eric Joe dicokok di sebuah perkampungan di Bali seusai berpesta di sebuah klub malam. "Ini hasil kerja sama dan koordinasi antara Polda Metro Jaya, Polda Bali, Kejaksaan Tinggi Bali, dan Kejaksaan Negeri Denpasar," kata Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, Masyhudi, melalui pesan pendek, Senin malam, 15 Oktober 2012.

Masyhudi mengaku sudah mengirimkan personel ke Denpasar untuk menjemput dua warga asing yang juga pemalsu uang dolar ini. Kedua buronan rencananya diterbangkan ke Jakarta menggunakan pesawat maskapai Lion Air pukul 22.20 Wita.

Menurut Masyhudi, tim intelijen Kejaksaan sebenarnya sudah lama mengendus keberadaan kedua buronan. Namun, mereka selalu berpindah tempat, bahkan berganti nomor telepon pribadi. Tujuannya tentu untuk mempersulit pelacakan Kejaksaan.

Namun, sekitar satu pekan belakangan, duo Zimbabwe ini terlacak berada di Bali. "Setelah yakin di Bali, baru kami koordinasikan dengan polisi untuk kemudian ditangkap," kata Masyhudi.

Sebelumnya, Kamis, 13 September 2012, dua warga asing terpidana kasus pemalsuan dolar Amerika Serikat, Mzyece Isililo alias Black Sky dan Mickelson Inzagi Joe alias Eric Joe, kabur seusai mendengar putusan hukuman tiga tahun penjara dari hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, Masyhudi, mengaku terjadi pelanggaran prosedur pengamanan yang dilakukan petugas pengawal saat memulangkan kedua terpidana ini ke Rumah Tahanan Salemba, Jakarta Pusat. "Harusnya tahanan diborgol, tapi ini tidak diborgol. Mereka lari dalam perjalanan," kata Masyhudi September lalu.

INDRA WIJAYA


11.24 | 0 komentar | Read More

Novel Baswedan Sengaja Dikorbankan

Written By Unknown on Senin, 15 Oktober 2012 | 11.24

TEMPO.CO, Jakarta - Mulyan Johan alias Aan, pencuri walet yang ditangkap polisi Bengkulu 2004 lalu, tak mati ditembak. Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, yang kini dituduh polisi menjadi pembunuh tak berada di lokasi penembakan. "Ada upaya menjadikan Novel sebagai pelaku penganiayaan," kata anggota tim kuasa hukum Haris Azhar. Hal ini terungkap dalam investigasi majalah Tempo berjudul "Membidik Sang Penyidik"

Versi polisi, kejadian bermula pada pukul 18.30 ketika Ajun Inspektur Dua Johnny Walker, yang sedang bertugas piket di pos polisi Simpang Lima tak jauh dari Sinar Makmur dilapori warga soal pencurian sarang walet di toko Sinar Makmur milik Aliang.

Keenam tersangka lantas dibawa ke markas Polres untuk diinterogasi. Sekitar pukul 22.30, dengan tangan terborgol, mereka diangkut ke Taman Wisata Alam Pantai Panjang. Menurut versi polisi yang dituturkan Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Bengkulu Thein Tabero, Kepala Satuan Reserse Kriminal saat itu, Inspektur Satu Novel Baswedan, ikut ke lokasi mengendarai sedan putih bersama Kepala Unit Pidana Umum Inspektur Satu Yuri Leonard Siahaan. Adapun Kepala Urusan Pembinaan Operasional Inspektur Satu Arif Sembiring, bawahan Novel, menunggang Kijang.

Di pantai, menurut polisi, tiga polisi muda itu masing-masing membawa dua tersangka. Novel menggiring Irwansyah, lalu menembak betis kirinya. Proyektil, menurut polisi, bersarang di sana selama delapan tahun dan baru diangkat pada Jumat dua pekan lalu. Ini yang dinilai janggal. Empat tersangka lain juga ditembak di kaki. Setelah "menandai" kaki mereka dengan peluru, polisi membawa mereka kembali ke kantor Polres. Menurut polisi, keesokan harinya Aan tewas terguling ketika hendak.

Versi tim pembela Novel yang diketuai aktivis Haris Azhar, ketika markas Polres dilapori ada pencurian walet, Novel bersama sejumlah penyidik baru selesai melakukan ekspose suatu kasus. Ketika itu, waktu menjelang pukul 21.00. Novel memerintahkan petugas piket mendatangi Sinar Makmur dan meringkus para tersangka.

Dibawa ke kantor Polres, para tersangka dijadikan bulan-bulanan. Mereka kemudian diperiksa penyidik sembari tetap diintimidasi.  Malam itu, para petinggi Polres, termasuk Kepala Polres Ajun Komisaris Besar Mochammad Toha Suharto, merapat ke markas. Irwansyah Siregar, salah satu terdakwa pencurian, mengaku babak-belur karena dihajar polisi, bukan massa. "Bohong kalau ada yang bilang saya dipukuli massa," katanya.

Seusai pemeriksaan, menurut Haris Azhar, para tersangka dibawa ke Pantai Panjang oleh tim reserse dan tim buru sergap. Petinggi Polres yang ikut bersama mereka ketika itu adalah Inspektur Satu Arif Sembiring. Adapun Novel dan Yuri Siahaan serta beberapa polisi lain menyusul kemudian.

Baru membuka pintu mobil, Novel mendengar letusan beberapa kali. "Novel tak tahu siapa yang menembak," kata Haris. Dua tersangka, Irwansyah dan Dedi, juga mengaku tak melihat wajah si penembak. Novel lalu memerintahkan agar mereka dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu untuk diobati.

Malam itu, setelah diobati, para tersangka kembali mengalami kekerasan. Menurut Haris Azhar, lantaran terus-menerus dihajar, Mulyan Johan alias Aan sampai roboh di tangga penghubung lantai 1 dan lantai 2 markas Polres. Aan lalu diangkat petugas lantaran tak bisa berdiri lagi. Selanjutnya, ia dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.

Menurut temuan tim pembela Novel, keesokan harinya Aan meninggal di rumah sakit. Pemimpin Polres lalu mengumpulkan semua anggota satuan reserse kriminal. Supaya kasus tak berbuntut, menurut Haris Azhar, polisi lalu merekayasa kisah tewasnya Aan. Kesepakatan para petinggi Polda dan Polres: Aan tak tewas di Pantai Panjang ataupun di markas Polres, tapi di tempat lain. Ketika itu, Aan dipisahkan dari tersangka lain untuk pengungkapan kasus. Dalam suatu kesempatan, menurut skenario ini, Aan mencoba melarikan diri. Polisi lalu mengejar dan menembaknya. Aan terjatuh dengan kepala membentur batu, lalu tewas.

Novel kemudian diminta bertanggung jawab atas perbuatan anak buahnya. Ia menjalani sidang disiplin dan dijatuhi hukuman. "Tidak mungkin bisa mengusut kematian itu, saya putuskan mengambil tanggung jawab," kata Novel.

ANTON SEPTIAN | PHESI ESTER JULIKAWATI (BENGKULU)

Berita Terpopuler  Lainnya

Novel Baswedan Memburu Koruptor hingga ke Dukun

Di Balik Jumat Keramat Ada Komjen Sutarman?

Kuningan 3, Trunojoyo 0

Novi Amilia Pernah Jadi Sampul Seksi di Popular

Begini Cara KPK Melindungi Novel


11.24 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger